Tetapi rupanya ingatan Presdir belum kembali. Kepalanya hanya merasa tertekan, katanya ia seperti melihat sekilas film. Presdir dan Manajer Jo pulang satu mobil. Presdir merasa bersalah karena acara belum selesai, mereka pun belum minum wine bersama.
Tetapi Manajer Jo tampak sudah lega memakai cincin dan berkata itu bisa dilakukan kapan lagi. Tampaknya LYG 22 sekarang berupaya menerima nasib dan mencoba menyukai Manajer Jo.
Lee Se Ryeon menanyakan keadaannya kakaknya. Ia juga sebenarnya ingin minta dukungan kakaknya terkait asmaranya dengan Park Daebeom.
"Ibu tak mengizinkan," Lee Se Ryeon curhat.
"Mengapa?"
"Karena mereka bukan kalangan terkemuka, dan keadaan ekonomi kita sangat timpang."
"Kita kan sudah kaya, apa masalahnya dengan orang yang sulit secara ekonomi, padahal kita sendiri punya uang?"
"Nah, benar, kan?" Se Ryeon senang, akhirnya ada yang sependapat dengannnya.
Menurut LYG 22 yang penting saling mencintai. Le Se Ryeon sudah dewasa, dan itu tentang hidup Le Se Ryeon sendiri.
"Siapa pria itu?"
"Oppa dari Guru Park."
"Kalo Oppa Guru Park pasti lumayan baik."
Lee Se Ryeon senang. Ia berharap kakaknya tidak mencabut pernyataannya. Tapi ia juga cemas, karena pendapat Oppa 22 tahunnya berbeda dengan Oppa 41 tahun.
Lee Se Ryeon lalu menemui ibunya dan mengatakan Oppa sudah setuju ia menikah dengan Daebeom. Madam Wang tentu saja marah.
"Apa ibu selamanya tak ingin saham?"
"Kau mengancamku?"
Dalam keadaan emosi keduanya bersepakat membarter pernikahan dengan membagi saham.
Toko Resto Ayam Park Su Cheol mulai diperbarui lagi oleh Park Daebeom dan Park Su Cheol. Mereka memperbarui konsep, nama, dan menciptakan resep ayam baru.
Presdir dan Manajer Jo akhirnya minum wine di bar. Presdir berkata bahwa pertama kali ia melihat Manajar Jo ia suka. Manajer Jo cantik dan seksi, sesuai tipenya. Dan saat tahu bahwa mereka dahulu berencana menikah, ia merasa itu luar biasa. Tentu saja Manajer Jo ke-geer-an. Sepertinya Presdir sedang berupaya menyukai tunangannya.
Sejong masih suka menangis. Ia tak mau makan. Ia tak mau ibunya di Surga sedih jika ada ibu tiri. Jenny berkata pada Sejong bahwa ibu mereka selamanya ada di hati mereka.
LYG 22 saat pulang ke rumah melihat anak-anaknya dan Guru Park berjalan bersama akan pergi ke suatu tempat. Ia berhenti lalu mengejutkan anak-anak dari belakang?
"Kalian mau ke mana?"
"Karaoke."
Ayah mereka ingin ikut.
Di ruangan karaoke mereka dikejutkan oleh ayah mereka yang heboh menyanyi sambil menari dengan energik.
Jenny tertawa, ia curiga ayahnya selama ini memendam rasa ingin hang out dengan berubah menjadi 22 tahun. 😅
Lee Se Ryeon kembali ke rumah Park Daebeom, ia menyiapkan katering untuk makan malam dan membawakan hadiah.
"Agashi, mengapa kau datang kemari lagi?" tanya Park Su Cheol
Lee Se Ryeon berkata bahwa ia sudah diizinkan menikah.
"Apa benar ibumu bersedia berbesanan dengan kami?" Park Su Cheol masih emosi.
Ia tidak mengizinkan Lee Se Ryeon di rumahnya.
Lee Se Ryeon sedih, ia bertanya pada nenek apa yang harus dia lakukan.
"Kalau ibumu datang meminta maaf dengan berlutut mungkin, aku coba akan membujuk."
Di rumah Lee Se Ryeon mengajak ibunya keluar. Ibunya berkata untuk apa. Se Ryeon berkata kalau ibunya tak meminta maaf ia tidak akan bisa menikah. Tentu Madam Wang tak sudi.
Saat sedang istirahat, tiba-tiba LYG 22 mengingat jelas momen saat ia menggendong Guru Park. Lalu Guru Park senang melihat bintang dan mereka menikmati bintang. LYG 22 merasa itu ingatan lamanya, bukan mimpi. Ia lalu memanggil Guru Park ke ruangannya.
Ia bercerita,
"Aku teringat menggendong Guru Park. Lalu Guru Park berkata banyak sekali bintang di Langit."
Park Dandan tergetar hatinya, tetapi untuk apa. Presdir lalu bertanya apa mereka ada sesuatu, mengapa ia sampai menggendong Guru Park
Park Dandan berkata,
"Itu terjadi di rumah peristirahatan. Handphone saya tertinggal, aku tersesat dan kakiku terkilir. Lalu Presdir mencariku dan menggendongku karena aku tak bisa berjalan."
Park Dandan berusaha menjelaskan bahwa itu hal normal (Padahal enggak ☹).
"Apa kita hanya pergi berdua?"
"Tidak. Bersama anak-anak, saat ultah Sechan. Manajer Jo juga hadir."
LYG 22 seperti ingin memastikan ada sesuatu antara dia dan Guru Park. Tetapi dari keterangan Guru Park semua tampak wajar.
Malam hari, Presdir kembali bermimpi. Dia bahagia ketika dia, anak-anak, dan guru Park bermain di taman bermain. Di pagi hari, dia heboh menanggil anak-anak. Dia bertanya apa mereka pernah main bersama ke Taman Bermain. Presdir berkata ia memakai bando yang bertelinga besar.
"Benar, benar!" anak-anak menjawab dengan semangat.
Lalu Presdir menggambarkan wahana-wahana yang mereka nikmati.
"Benar-benar, itu menyenangkan sekali,," kata Sejong.
Tetapi saat ditanya Rumah Hantu, Presdir tak ingat.
Tetapi LYG 22 tetap bersemangat bahwa ingatannya akan segera pulih.
Lee Yeong Guk kembali bermimpi. Mimpi yang lebih jelas. Ia bersama Guru Park, membelikan minuman kesukaan Guru Park, bermain Pukul Tikus, naik sepeda berboncengan.
Is langsung merasa ada hubungan khusus dengan Guru Park. Ia lalu meminta bertemu dengan Guru Park.
Ia menceritakan mimpi memori yang ia ingat.
"Jika itu terjadi, memang juga bisa apa?"
Guru Park frustasi. Toh Presdir sekarang sudah bertunangan.
Di ruang kerjanya Presdir terus memikirkan memorinya itu.
"Jangan-jangan kata Koh Jeong Wu aku berhubungan dengan gadis yang terpaut jauh umurnya itu Guru Park?" (Ya ampun baru nyadar)
Ia ingin menelepon Pengacara Koh Jeong Wu. Tetapi diurungkannya. Itu menyakitkan baginya untuk mengkonfirmasi ternyata ia tukang selingkuh. Dan sekarang ia sudah bertunangan.
Manajer Jo mulai khawatir Presdir ingatannya kembali lalu kebohongannya terkuak. Ia merasa harus melakukan sesuatu. Ia lalu mengundang Presdir untuk kencan romantis merayakan pertunangan. Karena pertunangan mereka sempat terganggu. Presdir setuju saja.
Semalam Park Su Cheol memergoki Anna Kim muntah-muntah di luar apartemennya. Ternyata mukanya sangat pucat. Anna Kim langsung dibawa ke UGD. Anna Kim harus menjalani berbagai tes. Keesokan harinya Park Se Cheol kembali menjenguk Direktur Anna. Dokter memberi tahu hasil pemeriksaan. Dokter mengatakan Anna Kim menderita kanker.
Presdir ada janji dengan Manajer Jo. Saat akan berangkat, ia muram melihat Park Dandan yang ia sukai. Tetapi tiba-tiba terlintas ingatan saat Manajer Jo memeluknya dari belakang di depan pagar.
"Kita berarti sebelumnya saling mencintai," ia berkata pada diri sendiri.
Dengan berat ia pergi memenuhi undangan kencan dari Manajer Jo.
Manajer Jo sudah menyiapkan tempat romantis di hotel. Dengan banyak bunga dan lilin. Presdir datang lalu mereka minum anggur bersama.
Tiba-tiba ingatan yang terakhir muncul tergambar jelas bahwa saat manajer Jo memeluknya, ia menolaknya. Saat itu Manajer Jo bertanya pernahkah Presdir menganggapnya seorang wanita. Ia tegas menjawab tidak pernah.
Ingatan itu sontak membuatnya terkejut. Gelas wine-nya jatuh.
Ia sangat emosi dan marah.
"Mengapa kau berbohong dan memaksakan sampai kita bertunangan?!"
Manajer Jo kaget. Ingatan Presdir
pulih.
"Pergi! Jangan pernah muncul di hadapanku. Jangan Mimpi! Kita sudah tidak bertunangan lagi!"
Manajer Jo merasa semuanya sudah berakhir.
Presdir ke luar dari ruangan hotel. Kepalanya sakit. Ia terhuyung-huyung.
Ingatan lamanya perlahan kembali. Saat sapu tangan tersangkut di pohon. Saat ia dan Park Dandan mulai menjadi kekasih. Saat Park Dandan berkata ia adalah namcinnya. Dan Ia bahkan merasa kuat karena kehadiran Park Dandan. Ia tak tak kuasa menahan air matanya, dan langsung menelepon Park Dandan.
"Park Dandan di mana kau sekarang!"
(Bersambung...)
No comments:
Post a Comment
Silakan tulis komennya di sini ya...