March 5, 2022

Sinopsis Through The Darkness Episode 9

Through The Darkness Part 2

Yun Tae Gu, Song Ha Yeong,  dan Kuk Yeong Su menghadiri upacara kremasi korban pembunuhan berantai (yang tanpa keluarga mungkin). Sebagai penghormatan dan kepedulian untuk mengantarkan korban ke peristirahatan terakhirnya.

Insiden penuh duka ini masih meninggalkan kekesalan pada Song Ha Yeong. Menurutnya di penjarakan pun Gu Yeong Chun tak layak.

Setelah peristiwa insiden pembunuhan berantai ini, Badan Kepolisian Metropolitan Seoul,  melakukan pembenahan organisasi. Senior Inspektur Kim Bong Sik disingkirkan dari Kesatuan Reserse Mobil. Badan Kepolisian pun mengeluarkan/membuat manual mengenai kasus pembunuhan berantai Gu Yeong Chun ini. Dan Kuk Yeong Su beserta Song Ha Yeong menjadi narasumber di kepolisian bagi yang perlu mempelajari kasus pembunuhan berantai ini.

Divisi Kriminal di bawah Direktur Baek juga mengadakan evaluasi terhadap kasus pembunuhan berantai Go Yeong Chun. Mereka dikritik karena kasus ini panjang dan lama, memaksn banyak korban. Para detektif di kesatuan merasa bahwa mereka baru menghadapi kasus tanpa seperti ini. Juga saat pembunuh mengganti modus operandi, laporan hilangnya 11 wanita, tidak masuk dalam radar mereka, karena mereka tidak punya akses mengenai orang hilang.

Atas bujukan dan rekomendasi Wu Ju, akhirnya Reporter Choi Yun Ji berhasil mewawancarai Kuk Yeong Su dan Song Ha Yeong sebagai Ketua Tim Analisis Perilaku Pelaku Kriminal dan Profiler.
"Tanpa Foto," Kuk Yeong Su mensyaratkan.
Artikel itu bertema Tim Analisis Perilaku Kriminal yang mereformasi investigasi dan penyidiksn kriminal. Artikel itu pun viral. Nama Song Ha Yeong dan profesi profiler jadi dikenal.

Artikel Reporter Choi yang melambungkan nama Song Ha Yeong sudah barang tentu membuat kesal Kim Bong Sik dan Im Mu Sik. Im Mu Sik, dengan meminta foto dari Kim Bong Shik, menerbitkan artikel dengan foto Song Ha Yeong tentang bagaimana profiler menangkap Gu Yeong Chun, dengan sindiran yang mengaitkannya dengan film "Silence of The Lamb" (Film tahun 90-an yang dibintangi oleh Anthony Hopkins)

Pembunuh berantai Y yang berkepala botak, semakin pintar. Kasus pembunuhan berantai Go Yeong Chun telah menginspirasinya. Ia pun mempelajari dan mencoba berbagai senjata baru termasuk kunci inggris besar.

Pembunuhan terjadi lagi, di Gocheong-dong, Guri-gu. Kali ini pelaku memakai pisau kecil lagi. Dan korban ditusuk di depan pintu rumahnya. Saat membuka kunci rumah. Detektif Nam, Song Ha Yeong ke TKP. Song Ha Yeong menyimpulkan pelaku orang yang pemalu tidak suka dilihat orang lain, suka bersembunyi. Tetapi yang mengerikan saat ia membunuh, ia ingin melihat reaksi korban yang dibunuhnya.

Mengenai area cakupan tindak kriminalnya, Song Ha Yeong menduga itu semua di daerah suatu jalur subway. Pelaku pasti pengguna subway itu atau mungkin tinggal di tempat yang dekat jalur itu.

Mengenai organisasi Kabag Heo mendapat kenaikan pangkat dan dipindah ke provinsi Gyonggi. Kuk Yeong Su juga naik pangkat, ia sekarang kabag satuan investigasi ilmiah, mencakup tim forensik dan tim analisis perilaku kriminal.

Song Ha Yeong semakin penasaran karena belum menemukan pelaku. Ia meminjam properti dari forensik, berbagai kemungkinan senjata pembunuhan (berbagaimacam paku, martil, juga pisau). Ia bukan lagi sekedar ingin menganalisis perilaku pelaku kriminal. Tetapi mencoba menempatkan diri bagaimana kalau ia sebagai pelaku. Pendekatan yang dilakukan Song Ha Yeong ini membuat bosnya cemas.

Di kasus berikutnya, pembunuh Y gagal membunuh di malam hari. Ia bingung mencari target lain. Ia melihat motor dan mengendarainya sampai Gonpu. Insiden akhirnya terjadi di pagi hari, saat ia berhasil menemukan target yang cocok, seorang wanita di gang sepi.
Song Ha Yeong bertambah cemas. Dia mensinyalir jika hari itu keinginan membunuhnya sudah datang, jika ia gagal dalam upayanya, ia akan berusaha terus dan nekad meski sudah masuk pagi hari. Sekarang cakupan pembunuhan Barat Daya pun meluas hingga provinsi Gyeonggi. Mereka pun meminta data-data pembunuhan serupa di provinsi Gyeonggi, menyebabkan mereka mendapat bertumpuk-tumpuk tambahan laporan kasus. 

Warga Seoul makin khawatir mengenai pembunuhan/penyerangan terhadap wanita. Sekarang para wanita jarang ada yang mau pulang malam jalan sendirian, melainkan minta dijemput di halte/stasiun.

Si Pembunuh Y mulai kesulitan mencari korban yang akan diincarnya. Ia meniru Go Yeong Chun. Di Mogu-dong, ia masuk ke apartemen orang, dengan membawa martil. Ia mengincar kamar yang lebih kecil. Yang dihuni gadis. Gadis itu ia hajar dengan martil. Setelah itu ia menyulut api membakar ruang keluarga. (Seperti meniru tindakan kriminal Go Yeong Chun). 

Kasus makin rumit bagi polisi. Sekarang mereka harus mencari kemungkinan jejak pelaku data-data dari laporan kasus-kasus pembobolan rumah dan pembakaran.

Insiden itu semakin membuat galau Song Ha Yeong. Sudah 2 tahun tanpa bisa menangkap pelaku. Ia semakin berusaha meniru/menjadi kriminal. Ia bahkan beberapa kali dilaporkan orang ke polisi, karena dianggap orang yang mencurigakan. Atasannya sampai harus pasang badan. Kuk Yeong Su benar gusar melihat Song Ha Yeong. Mentalnya letih dan mulai tidak stabil. Kuk Yeong Su memintanya cuti. Tetapi Song Ha Yeong berkata ia mampu mengatasinya. 

Song Ha Yeong akhirnya diminta untuk bekerja sama dengan para detektif di Kepolisian Gwanak untuk melakukan pencarian tersangka kasus Mogu-dong. Ia berkata bahwa pelaku kasus Mogu sama dengan pelaku pembunuhan berantai di Barat Daya. Begitu ia mengatakan pelaku berusia 30'an, banyak yang tertawa mengatakannya peramal. Setelah dijelaskan bahwa itu hasil prngumpulsn 1000 data dan 200 wawancara, baru para detektif itu diam.

Mereka mengadakan pencarian berdasarkan sketsa, ciri fisiknya rambut botak, dan tinggi badan, juga profilnya usia 30-an, pemalu, dan menghindari tatapan mata. 

Si penjahat Y beraksi lagi di Barat Daya, di Sinheung-dong. Dia kembali membobol apartemen. Ia membawa senjata tumpul piranti besar (kunci inggris?) Dia masuk ke kamar. Ternyata penghuninya semua pria. Mungkin dari pada sia-sia masuk rumah orang, ia mencoba mencuri sesuatu dari saku baju. Tiba-tiba salah seorang pria terbangun. Y mencoba mengayun senjatanya. Meski kena ke korbannya, korbannya melawan dan berteriak. Seorang lagi terbangun, dan berusaha membantu. Mereka berdua berhasil meringkus Y.

Polisi lokal datang mendapat laporan warga. Akhirnya si Y ditangkap sebagai perampok. Polisi yang menangkap tertawa melihat senjata yang dipakai untuk merampok.

Kepolisian resort heboh, ketika mereka akhirnya menyadari siapa yang mereka tangkap. Banyak pihak yang berebut, mengenai siapa yang menangkap yuridiksi siapa dan siapa penyidik yang berhak menangani dan menginterogasinya. Namun saat Direktur Baek datang bersama Tim dari Badan Kepolisian Metro Seoul, ia memberikan kesempatan pertama kepada Profiler,  Song Ha Yeong,  sebelum tim penyidik menginterogasinya.

Song Ha Yeong masuk ke ruang interogasi. Tersangka seperti mengenali wajah Song Ha Yeong.
"Kau mengenalku?"
Ia ingat Song Ha Yeong mirip seperti foto di artikel surat kabar yang iya pajang. 
"Kau...Polisi yang menangkap Go Yeong Chun..."
Song Ha Yeong langsung yakin orang ini memang si pembunuh berantai.

(Bersambung...)

Epilog 
Dalam epilog ini Song Ha Yeong dan Kuk Yeong Su terlibat diskusi apakah monster pembunuh itu terlahir jahat atau tercipta dari lingkungan?

Jika lingkungan masyarakat ternyata menciptakan terlahirnya seorang monster, sungguh suatu yang memprihatinkan.

Bagaimana menurutmu fams?







No comments:

Post a Comment

Silakan tulis komennya di sini ya...

Free Translation
Related Posts with Thumbnails