March 19, 2022

Sinopsis Young Lady and Gentleman Episode 38, Rintangan dari Orang Tua Kandung

Lee Yeong Guk mengundang Nunanya Kim Ji Yeong aka Anna Kim, makan bersama. Orang yang pertama kali ingin ia perkenalkan kekasihnya adalah Anna Kim. Anna Kim mengucapkan selamat, ia antusias juga grogi, manavtidak membawakan apa-apa. Namun begitu yang datang adalah Park Dandan raut wajahnya berubah.
"Guru Park ada apa ini?"
Anna Kim syok melihat cincin di tangan ParkDandan. Ia salah tingkah tak menyangka kekasih putrinya itu Lee Yeong Guk. Ia pun buru-buru pamit pergi.
Park Dandan kecewa. Sebagai orang yang sudah seperti keluarga dengan Presdir saja seperti tak menyukainya.
"Ini salahku, ia mungkin terkejut, seharusnya aku memberi tahu Nuna lebih dahulu."
Lalu ada sms masuk dari Anna Kim. Meminta Yeong Guk datang menemuinya.

Presdir menemui Anna Kim di studio apartemennya. Lee Yeong Guk bertanya mengapa Nuna tak memberinya selamat dan berkat seperti saat ia memperkenalkan Ibunya Jenny dahulu.
Anna Kim mencoba mencari alasan bahwa situasinya sekarang berbeda. Guru Park gadis muda, Lee Yeong Guk pria mapan dengan 3 anak. Orang pun akan banyak yang mengkritik nanti.
"Apakah hubungan kami ini terlalu salah? Misalnya semua orang di dunia ini mengkritik, awalnya aku ingin paling tidak Nuna yang mendukung dan memahamiku," Lee Yeong Guk kecewa.
Ia pun pergi.

Anna Kim tak berhenti di sana. Ia menghubungi putrinya mencoba menasehatinya. 
"Apa dahulu pacar yang pernah kauceritakan itu Presdir?"
"Ya."
Anna Kim menasehati bahwa Guru Park masih muda dan berhak mencari lelaki muda,  bukan dengan yang sudah punya anak.
"Bagaimana jika ayahmu tahu nanti. Apa ada yang sudah tahu?"
"Nyonya sudah tahu." (Madam Wang, red)
"Apa dia setuju? Dia tak setuju pasti, ya?"
Anna Kim berusaha menasehati bahwa ini tak sepantasnya.
"Apa kau mau karena uangnya?"
"Bukan seperti itu."
Park Dandan juga sedih karena Direktur Anna menyuruh ia putus.

Park Sucheol melihat Anna Kim diam-diam menemui Park Dandan lagi. Ia marah tak suka. Tetapi Anna Kim berusaha menjelaskan bahwa Park Dandan mereka berpacaran dengan lelaki yang tidak ideal, yang umurnya terpaut jauh lebih tua. Park Sucheol berkata ia akan mengurus putrinya. Eksnya Kim Ji Yeong tak perlu ikut campur.

Presdir di cuaca dingin menunggu Guru Park pulang. Dinginnya sampai sisa salju di pinggir-pinggir jalan depan rumah saja belum mencair. Ia lega melihat kekasihnya datang. Hari ini tak sesuai dengan harapan mereka. Mereka akhirnya berencana bermain pukul tikus dan boncengan naik sepeda saja. Mereka pergi bergandengan tangan. Tiba-tiba datang Park Su Cheol. Mereka buru-buru melepaskan genggaman tangan.
"Mengapa kalian bergandengan tangan?"
"Pak Supir Park... Abeo-nim," Presdir mengoreksi sebutannya lalu memberi hormat.
"Mengapa kau memanggilku Abeo-nim (panggilan untuk ayah dari pasangan)?"

Park Dandan pun lalu membawa ayahnya bicara berdua. Ayahnya masih tak percaya. Menurutnya anaknya seorang yang cerdas masa terjerat dengan lelaki berpengalaman yang punya 3 anak. Park Dandan berkata bahwa ialah yang pertama menyukai Presdir dan menyatakan perasaannya. Presdir bukan orang seperti itu. Ia orang baik. Dan akhirnya mereka saling menyukai. Ayahnya berkata hubungan itu tidak mungkin. Ia mengajak Park Dandan pulang. Park Dandan tak mau.

Park Dandan pun pulang ke Kediaman Lee, Presdir masih menunggunya di depan gerbang. (Setia banget 😍). Presdir mencemaskan izin dari ayah Guru Park.
"Tenang saja, ayah selalu di pihakku."
"Mungkin Abeonim masih syok, aku pun tentu akan seperti itu jika Jenny berpacaran dengan orang seperti aku."
Mereka lalu memutuskan untuk memperkenalkan diri secara formal ke keluarga Guru Park.

Park Sucheol pulang ke rumah. Ia heran semua orang berkumpul di rumah termasuk Nunanya. Cha Yeonsil berkata bahwa Dandan berkata ia akan pulang memperkenalkan seseorang kepada keluarga, mungkin kekasihnya. Park Su Cheol mulai tak senang.

Tak lama kemudian Park Dandan pun sampai di rumah dengan membawa bingkisan. Keluarga kaget karena Presdir ikut datang bersama Park Dandan. Presdir lalu memberi hormat dan memperkenalkan diri sebagai Lee Yeong Guk dan ia ingin secara formal menyapa keluarga karena ia berkencan dengan Guru Park. Keluarga sepertinya masih percaya tak percaya mendengar perkataan Presdir.
Park Dandan harus menjelaskan lagi bahwa Presdir adalah namcin-nya, kekasihnya.
Dua orang yang terlihat tidak terima adalah Park Sucheol dan Cha Geon. Cha Geon mungkin tak menyangka orang yang membuat Jo Sarah terluka secara tak langsung itu ponakannya sendiri.

Park Sucheol mengajak Presdir bicara di luar. Ia memarahi Presdir. Meskipun misalnya gadis muda (di Indonesia gadis 27 tahun udah g muda, ya) seperti Park Dandan menyatakan perasaannya, harusnya Presdir yang sudah dewasa menolaknya. Ia tak mau anaknya terjerat oleh duda 3 anak. 

Park Dandan pun keluar. Ia  merasa ayahnya berlebihan dan sembarangan bicara  kasar pada Presdir yang datang secara formal. Park Dandan kesal pada ayahnya, ia menarik Presdirnya pergi pulang. Sebelum pergi Presdir menyempatkan diri memberi hormat pada Abeo-nim.

Di dalam rumah keluarga masih membicarakan peristiwa heboh yang mencengangkan. 
"Apa maksudnya formal berarti Presdir nanti ingin menikah. Park Dandan nyonya FT Grup?" Cha Yeonsil sudah membayangkan hal yang tak terbayangkan.
Madam Jang tetap berkata dari segi orang tua, gadis menikah dengan duda 3 anak itu tidak ideal.
"Tetapi bukankah Presdir itu sosok calon yang baik dan mapan?"
"Iya. Dan banyak wanita di luar sana menginginkan untuk menjadi istrinya," kata Madam Jang.
Park Sucheol marah mendengar istrinya masih membicarakan Presdir. Jangan harap Presdir mengambil putrinya.

Presdir dan Park Dandan pulang. Dalam perjalanan di dalam mobil, Park Dandan ingin Presdir jangan mundur. Mereka juga sadar bahwa orang tua Park Dandan adalah gunung yang mereka harus daki. Dan ada gunung yang lain lagi nanti, yaitu Jenny. Park Dandan lalu meminta Presdir berhenti ketika melihat suatu tempat.

Park Dandan ternyata mengajak Presdir ke tempat bermain pingpong untuk bersenang-senang. Park Dandan ternyata kurang pandai bermain pingpong. Saat bolanya tinggi dan tanggung, dengan mudah langsung di-smash oleh Presdir. Lama-lama Park Dandan jengkel karena Presdir tak mau mengalah sedikit pun. 
"Persaingan itu kejam."
Park Dandan langsung teringat Presdir 22 tahun yang bermain game pun tak mau mengalah pada Sejong. (Mereka masih cowok yang sama 😅😅😅).

Mereka lalu berjalan-jalan. Cuaca tampaknya cukup dingin, baru kukihat mereka sekarang memakai  sarung tangan kulit. Park Dandan berharap Presdir tak goyah. Presdir mengajak Guru Park melewati ini bersama. Mereka pun berpelukan. 

Cha Geon ikut frustasi melihat Presdir bersama Park Dandan ia makan ayam sampai minum soju di restoran keluarga. Restoran sudah tutup. Tetapi tak lama kemudian datanglah Lee Se Ryeon yang terlihat mabuk masuk. Ia minta ayam dan beer. Atas saran Cha Geon,  Park Daebeom membuatkan ayam dan memberi bir di gelas besar.
"Apa karena Park Daebeom-ssi yang membuatnya jadi ayamnya begitu enak? Aku tak bisa lagi makan ayam di tempat lain karena terbiasa makan ayam enak di sini."
Ketika Lee Se Ryeon pulang, Park Daebeom diam-diam mengawal dari belakang, ia bahkan mengikuti taksi Se Ryeon. (Ah mereka masih saling mencintai.)

Park Dandan sudah ada acara bersama anak-anak main ke kebun strawberry. Presdir pun sudah berjanji ikut. Ia ingin menghabiskan waktu bersama anak-anak mumpung anak-anaknya masih liburan.

Sebenarnya Park Dandan,  Presdir dan anak-anak sudah sering berlibur bersama. Tetapi ketika itu dilihat orang yang tidak suka akan hubungan mereka, hal itu dicap negatif. Madam Wang berusaha mencegah Lee Yeong Guk dengan menakuti ayahnya di Surga pun akan kaget melihatnya.
"Jangan campuri urusanku!" tukas Lee Yeong Guk dingin.

Madam Wang tak henti menjelek-jelekkan mereka, terutama Park Dandan, di hadapan Bibi Yeoju. Ia dianggap sebagai perempuan rendah yang sudah terlalu berani bahkan berkencan membawa anak-anak. Diam-diam Manajer Kim mencatat perkataannya.

Madam Wang frustasi ia pun bercerita dan mengadu pada putrinya Lee Se Ryeon. 
"Nasehatilah kakakmu itu, perkataanku tak didengar."
Ia tak membayangkan jika nanti harus menghormat atau meminta uang kepada Guru Park. Ia menyalahkan Se Ryeon karena melepas sahamnya sehingga ia bakal menderita.

Anak-anak sendiri menikmati liburan mereka bersama ayah dan guru mereka. Mereka memetik strawberry hidroponik dan kadang menikmatinya langsung. Anak-anak saling menyuapi. Park Dandan pun diam-diam menyuapi Presdir. Presdir bermaksud menyuapi balas, tetapi hampir ketahuan Jenny. Untung ada Sechan.
"Ayah, hati-hati, ya. Fighting!" ujar Sechan.
Sechan menyukai pasangan seperti ayah dan gurunya.

Kegiatan mereka selanjutnya adalah membuat strawberry jam. Awalnya mereka melumatkan stroberi, lalu memasaknya di wajan sambil di aduk, aduk. Begitu selainya jadi, mereka pun menyiapkan roti dengan selai stroberi. Tak hanya itu saja, mereka bersenang-senang sambil saling mecolekkan selai ke pipi sesamanya.

Gija tampak segar karena tak pernah mimpi buruk. Eh aku lupa cerita ga ya, setelah menjual rukonya, Gija sudah menyumbangkan uang hasil curiannya ke rumah yatim piatu. Setelah itu mungkin hidupnya lebih tenang. Gija sekarang cemas kalau melihat Jo Sarah pergi ke luar rumah. (Emang anakmu bikin gara-gara terus mak!)

Saat keluarga Presdir Lee sedang asyik berlibur, Jo Sarah mengunjungi kediaman Lee. Ia ingin menemui Madam Wang dan Sejong. Madam Wang mengeluh kepada Jo Sarah betapa ia sendirian dan tak terima jika Lee Yeong Guk bersama dengan Guru Park. 

Jo Sarah pergi ke kamar Sejong. Ia meninggalkan hadiah juga di sana. Tetapi ia lalu ketahuan oleh Manajer Kim. Ia memperingatkan Jo Sarah yang bukan lagi Pengurus Rumah Tangga di sana. Jadi ia tak berhak dan tak pantas naik dan masuk kamar anak-anak.
Saat Jo Sarah keluar rumah. Ia melihat mobil florist ke kediaman Lee. Ia merasa dahulu ia selalu merangkai bunga sendiri. Sekarang rupanya mereka menyewa florist. Ia pun melihat bahwa toko bunga itu membuka lowongan untuk asisten florist.

Jo Sarah karena pintar merangkai bunga, ia diterima. Jo Sarah pun menawarkan diri untuk ditugaskan merangkai bunga ke rumah pelanggan.

Cha Geon masih ingin mendampingi Jo Sarah. Ia minta Jo Sarah tetap menganggapnya Paman Boneka Beruang, dan ia akan menganggap Jo Sarah tetap Gadis Malam Pantai Sokcho. Sehingga Jo Sarah tak perlu merasa bersalah lagi padanya.
"Mari anggap kita tetap berteman saja."

Anna Kim masih tak tenang terhadap putrinya. Ia menelepon Park Dandan tak diangkat. Ia lalu menelepon ke kediaman Lee. Bibi Yeoju berkata Guru Park pergi bersama Presdir dan anak-anak ke kebun stroberi. Perasaan Anna Kim semakin tak enak. Ia menghubungi Park Su Cheol. Anna Kim membuat panas Park Sucheol dengan berkata bagaimana ia bisa melepaskan Dandan dengan tenang jika Park Sucheol tidak bisa membereskan urusan Dandan yang terus berkencan bersama Presdir, bahkan membawa anak-anak.

Park Sucheol sungguh panas ia  menunggu Park Dandan dan rombongan pulang. Begitu Park Dandan pulang ia menyentak Park Dandan. Ia minta Park Dandan ikut dengannya kalau tak mau dimarahi di depan anak-anak.

Park Dandan ternyata dibawa pulang ke rumah. Park Sucheol bahkan lalu mengurung Park Dandan di kamar karena tidak mau putus dengan Presdir.
"Sampai mati aku tak mau putus!" tegas Park Dandan. Ia minta dibukakan pintu. Tetapi ayahnya tak mau membukakan pintu jika Park Dandan tak mau putus.
Cha Yeonsil dan Nenek berusaha membujuk Park Sucheol bahwa sekarang bukan jaman Joseon. Putri harus dibuat mengerti bukan dikurung. Park Sucheol juga keras kepala.

Presdir di rumah merasa khawatir karena malam-malam Guru Park belum juga pulang dan tidak bisa dihubungi. Ia pun pergi menjemput Guru Park.

Presdir kembali datang ke rumah Park Sucheol. Begitu mendengar ayahnya bicara dengan Presdir,  Park Dandan menggedor-gedor pintu kamar. Presdir tak menyangka kekasihnya ternyata dikurung, dikunci dari luar. Tetapi ia tak bisa berbuat banyak. Park Dandan dari kamar berteriak agar Presdir jangan terpengaruh perkataan ayahnya, dan jangan sampai goyah. Ia meyakinkan ia akan kembali. Presdir pasti tak punya pilihan selain pamit pulang tak ingin membuat ayah kekasihnya semakin marah.

Pagi harinya, saat keluarga makan bersama. Park Su Cheol pun tak mengizinkan Park Dandan keluar makan. Bapak dan anak sama-sama keras kepala. 

Sechan punya misi pribadi untuk membawa Guru Park pulang. Ia dan Sejong berangkat ke rumah Guru Park.
Anak-anak kaget gurunya ternyata dikurung. Sechan minta dibukakan. Karena pintu tak dibukakan anak-anak pun menangis. Sechan protes bahwa mengurung orang itu melanggar hak asasi bahkan ini bukan penjara. Tetapi Park Su Cheol memang keras.

Di kantor Presdir tak menyangka ditelepon Ayah Guru Park. Park Sucheol langsung marah.
"Apa sekarang kau juga mempergunakan anak-anakmu?!"
Lee Yeong Guk langsung bergegas pergi.

Lee Yeong Guk datang ke rumah Park Sucheol untuk membawa pulang anak-anaknya. Ia prihatin anak-anaknya menangis di depan pintu. Ia mengajak putra-putranya pulang. 
"Anak-anak dengarkanlah ayahmu!" kata Park Dandan sambil menangis. Ia tak berdaya tetapi tak ingin Presdir dalam posisi sulit.
Presdir harus menggendong Sejong dan menarik Sechan dengan paksa agar mau pulang.

Di dalam mobil Presdir sudah lebih tenang dan menasehati Sechan agar tak mencampuri urusan orang dewasa bahkan sampai membawa Sejong yang masih kecil. Sechan masih protes.
"Mengapa ayah tak berusaha membawa Guru Park pulang, mendobrak pintu dan mengeluarkannya."
"Hyeong jangan membuat ayah sedih. Mendobrak pintu orang juga tidak baik," kata Sejong. Kali ini yang bijak perkataan Sejong. Dan ia tahu ayahnya sedih.

Di rumah sekarang cuma ada nenek. Keluarga yang lain sudah pergi bekerja atau ke restoran. Park Dandan mengambil kesempatan untuk minta ke kamar mandi. Park Dandan berkata cukup meyakinkan hingga nenek membukakan kuncinya. Ia lari dan tak lupa mengambil hpnya.

Nenek menelepon ke anaknya bahwa Park Dandan kabur dari rumah. Park Su Cheol yang mendengarnya langsung pergi dengan motornya. Park Dandan lari kabur. Park Su Cheol berusaha mengejarnya. Park Sucheol sampai hampir tak melihat orang yang menyebrang. Ketika menghindari menabrak motornya malah oleng dan jatuh. Ia pun terguling dari motor.

Park Dandan syok melihat ayahnya kecelakaan. 

(Bersambung...)

Perasaan udah 2 kali Park Sucheol dibuat kecelakaan. Orang Korea itu aneh selalu menganggap dan mengasumsikan motor itu bahaya dan identik dengan kecelakaan. Meski yang bawa orang dewasa, yang ga ugal-ugalan. Untuk orang Indonesia, orang yg bawa motor tertib dibikin celaka itu ga masuk akal. Harus dibawa naik ojol orang korea itu 😅😅😅

 


No comments:

Post a Comment

Silakan tulis komennya di sini ya...

Free Translation
Related Posts with Thumbnails