Setelah itu dadanya kembali berdegup kencang, karena sulit mengendalikan diri. Ia sadar hal seperti ini tak ia rasakan saat bersama manajer Jo. Ia lalu meninggalkan tempat.
Se Ryeon membawa ibunya pulang ke rumah. Madam Wang hanya berani bersembunyi di balik putrinya.
Ia mempertanyakan mengapa Oppa mengusir ibunya.
"Aku bisa ke US dengan tenang karena Oppa berjanji tak mengusir ibuku."
"Mana mungkin aku bersikap begitu?!" LYG 22 tak percaya.
Se Ryeon berkata bahwa ini adalah ibunya. Ia tak terima Oppanya terus memanggil ibunya ahjumma, ahjumma. Rupanya hanya Se Ryeon yang bisa menghadapi LYG 22 yang galak.
Manajer Jo dengan sengaja tetapi pura-pura malu, berkata pada Lee Se Ryeon bahwa Presdir dan dirinya akan bertunangan. Ia lega Se Ryeon pulang berkata senang bahwa jika keluarga hadir.
Lee Se Ryeon menemui kakaknya. Ia tak menyangka akan bertunangan dengan Manajer Jo.
"Oppa saja pernah menolak Prof. Hee Guk Eonni, dan pianis Ji Su, wanita-wanita hebat."
Menurut Lee Se Ryeon pertunangan ini tak masuk akal baginya.
LYG 22 juga berkata tidak tahu. Ia tak ingat,
"Tetapi katanya aku sudah berjanji menikahi Manajer Jo. Makanya kita bertunangan saja dahulu."
Se Ryeon berkata mengapa memaksakan sesuatu yang tidak ingat, juga terpaksa.
"Aku sudah berjanji pada Manajer Jo, kasian Manager Jo."
(Adiknya lebih pinter, tuh!...Memang ini writer-nim bikin gemess!)
LYG 22 terus ingin berdekatan dengan Park Dandan. Ia pun datang ke sekolah Sejong saat pulang sekolah. Mengajak Sejong bersenang-senang, dan tentunya Sejong pasti mengajak Guru Park.
Mereka sempat bermain ice skating bersama. LYG 22 iseng pura-pura kecelakaan. Dan Park Dandan terlihat panik. LYG 22 senang.
"Apa hatimu sakit karena aku mungkin tewas?"
Selama acara jalan-jalan siang itu, LYG 22 banyak memperhatikan Park Dandan. Ia melihat Park Dandan banyak tersenyum. Ia merasa Park Dandan juga kemungkinan besar menyukainya.
Manajer Jo diwarnai ketakutan ia takut Cha Geon akan memberi tahu Presdir bahwa mereka pernah tidur bersama. Ia kembali mengajak Cha Geon bertemu di luar. Kali ini Manajer Jo menyerahkan segepok uang. Ia ingin Cha Geon keluar dari pekerjaannya. Tentu Cha Geon menolak. Cha Geon menegaskan bahwa ia tak kan berkata apa-apa.
(Ahjumma Jo...Cha Geon itu pria baik ga punya pikiran pake trik licik 😪. Emang kamu, aish)
Malam itu LYG 22 merasa harus melakukan sesuatu. Ia mengirim SMS pada Guru Park bahwa ada gal penting yang mau ia katakan.
Di halaman rumah LYG 22 berkata mungkin tidak akan bisa bertunangan dengan Manajer Jo, karena Guru Park.
"Aku benar-benar menyukai Nuna Guru Park. Nuna juga menyukaiku, bukan? Kalau, iya aku akan membatalkan pertunangan."
Park Dandan terkejut, tetapi ia hanya bisa atau berani marah. Ia menjawab Presdir itu pria brengsek.
"Mengapa Presdir berbuat begini padaku? Jangan katakan hal seperti ini lagi!"
Guru Park lari, tentu saja sambil menangis.
(Aku kecewa sikap Park Dandan hiks)
LYG 22 kecewa.
"Apa mungkin Nuna Guru Park tak menyukaiku?"
Malamnya LYG 22 gelisah, tak bisa tidur. Ia penasaran dan benar mengira Park Dandan menyukainya. Jam 3 dini hari ia membangunkan Park Dandan.
Ia pun bertanya
"Katakan iya atau tidak Nuna Guru menyukaiku? Nuna Guru Park juga menyukaiku, bukan?"
Kembali lagi Park Dandan hanya bisa marah.
"Omong kosong apa malam-malam begini. Cepat cuci kaki, tidur!"
Park Dandan frustasi karena Presdir terus mengaduk perasaannya.
Setelah kembali ditolak LYG 22 langsung kehilangan semangat.
"Mungkin Nuna Guru Park benar. Kalau aku berbuat begini, aku benar-benar pria brengsek."
(Aduh fams, aku sungguh kasian sama LYG 22 ini 😭😭😭)
Siang hari, Presdir dan Jo Sarah fitting baju tunangan didampingi orang tuanya, para emak-emak heboh. Mereka semua gembira. Hanya LYG 22 yang muram. Mereka memesan juga baju untuk anak-anak.
Jo Sarah berkata mereka sekarang sudah waktunya memberi tahu anak-anak. Presdir berkata ia yang akan memberi tahu anak-anak.
Park Daebeom sedang galau. Saat Lee Se Ryeon mengajaknya bertemu teman-temannya alumni Amerika, ia berbohong tentang pendidikannya, mengatakan bahwa Daebom lulusan UCLA.
"Mengapa kamu berbohong, aku ini cuma DO jurusan olahraga."
Daebeom sendiri dulu merintis karir menjadi pesepak bola, mengikuti pamannya. Tetapi ia cedera dan tak bisa melanjutkan mimpinya.
Park Daebeom minum-minum. Ia kebetulan mendengar pembicaraan laki-laki yang senang menguras (morotin) harta pacarnya, seperti meminta mobil dan jam mewah. Ia marah menghajar laki-laki tersebut. Dan mungkin ia juga marah pada dirinya sendiri karena meski tak meminta, ia kurang lebih pria yang sama.
Karena pertengkaran di bar, ia ditangkap polisi, Se Ryeon membebaskannya. Tetapi rupanya Daebeom sudah sadar, hidupnya bergantung pada wanita seperti ini salah. Ia meminta berpisah dari Lee Se Ryeon
"Apa kau tidak mencintaiku lagi?" isak Lee Se Ryeon
"Aku mencintaimu. Ini karena aku mencintaimu."
Daebeom pun mengembalikan kunci mobil dan jam pemberian Se Ryeon.
Park Daebeom pulang, ia pergi ke resto ayam siap saji ayahnya. Ia langsung membantu ayahnya menggoreng ayam. Ia banyak diam. Tetapi ayah dan neneknya mengerti untuk tidak banyak menanyainya.
Park Su Cheol sendiri sedang mencoba beberapa resep ayam crispy. Masukan yang ia terima, ayamnya kurang unik, sama saja dengan kebanyakan ayam lainnya.
Cha Yeonsil, ibu Park Daebeom tak terima anaknya wajahnya memar-memar dan kelihatan down. Ia mengira Daebeom dicampakkan oleh Lee Se Ryeon atau dihajar suruhan keluarga Se Ryeon.
Anak-anak akhirnya mendapatkan jas dan gaun. Mereka mencobanya di depan ayahnya dan juga Guru Park. Jenny menanyakan untuk apa baju itu.
Lee Yeong Guk ragu, ia masih memandang ke arah Park Dandan penuh harap.
Lee Yeong Guk masih belum bisa berterus terang.
"Sebentar lagi kan natal, itu hadiah untuk malam natal," katanya.
_____
Manajer Jo berkata cincin pertunangan mereka sudah siap, tetapi perlu dicoba. LYG 22 benar-benar tertekan.
Ia memutuskan akan memberi kesempatan pada Park Dandan sekali lagi. Ia menulis SMS pada Guru Park.
"Park Dandan. Kau menyukaiku, kan? Ini kesempatan terakhir. Mari kita jujur pada diri masing-masing. Jika kau menerima cintaku
datanglah ke Namsan pukul 8 malam."
Tentu saja Park Dandan sebenarnya ingin pergi karena menyukai Presdir (Meski yang ia sukai Presdir 41 tahun). Tetapi ia pernah merasa dikhianati. Ia bermain Pukul Tikus sendirian sambil kesal.
"Kau pikir aku akan datang? Dasar pria tukang selingkuh!"
Tiba-tiba berbagai kenangan indah bersama Presdir muncul di benaknya. Ia merasakan perasaan Presdir padanya sungguh tulus, bukan sekedar pria yang ingin bermain-main dengan perempuan.
Park Dandan pun pergi ke Namsan. Ia berlari bergegas. Dari kejauhan ia sudah melihat Presdir. Tiba-tiba langkahnya berhenti. Ia hanya mematung melihatnya dari jauh, dari arah yang tak terlihat LYG 22.
(Bersambung...)
No comments:
Post a Comment
Silakan tulis komennya di sini ya...