March 24, 2022

Sinopsis Young Lady and Gentleman Episode 44, Kebohongan Besar Jo Sarah

Jo Sarah datang ke kediaman Lee menunjukkan foto USG bayinya. Ia dengan tak ragu dan percaya diri mengatakan bayi itu anak Presdir. 
(Hanya orang gila/delusi yang bohong tapi sok,  kali ya)

Di ruang kerjanya Presdir menanyakan apakah benar itu bayinya. Jo Sarah berkata Presdir boleh berkata tidak ingat tetapi tidak bisa menyangkal bayinya.

Jo Sarah keluar ruang kerja Presdir dengan sok. Kepada staf di rumah Presdir ia berkata minta disiapkan kamar karena ia akan pindah besok. Madam Wang pun terkejut.

Di luar ia bertemu Sejong dan Park Dandan.  Di depan Park Dandan ia sengaja bicara pada Sejong ia akan tinggal di rumah ini mulai besok.

Di rumah Jo Sarah pun berbohong pada ibunya bahwa ia hamil anak Presdir. Mulai besok ia akan tinggal di rumah Presdir. Ibunya bersorak, tak menyangka ternyata putrinya sukses mendekati Presdir.

Malangnya Presdir yang benar orang baik, tentu tak kan menyangka orang bisa berbohong sejauh itu. Ia pergi ke pinggir sungai Han frustasi dan berteriak sekencangnya. (Presdir sungguh frustasi ini, biasanya kalau stres ia cuma minum sendiri)
Ia lalu merasa harus meyakinkan Jo Sarah sungguh hamil. Ia mengajak Jo Sarah ke dokter kandungan, untuk mengecek sendiri kehamilan itu.
Jo Sarah hanya tersenyum, karena ia memang hamil. Hanya Lee Yeong Guk tentu tak menyangka ada ibu yang tega mengakui anak orang sebagai anaknya.
Dokter berkata umur Jo Sarah tidak muda lagi dan penting untuk menjaga kestabilsn emosi dan makanan.
Jo Sarah memakai kesempatan ini untuk meminta tinggal di kediaman Lee. Presdir tak mengizinkannya.

Madam Wang membocorkan pada Park Dandan bahwa Jo Sarah hamil anak Presdir. Park Dandan percaya tak percaya, ia syok. Madam Wang menyarankan Park Dandan untuk pergi dari rumah karena besok Jo Sarah akan tinggal di sini. Katanya tentu akan aneh dan canggung jika Park Dandan dan Sarah satu rumah.

Presdir sedang minum-minum sendiri saat Guru Park meneleponnya ingin bertemu.
"Kau ingin bertanya tentang Jo Sarah kan? Aku tak tahu seberapa yang kau dengar...aku sedang memikirkannya..."
"Apa lagi yang perlu dipikirkan? Apa benar Jo Sarah hamil?"
Park Dandan lalu mengajak putus di sini saja. Ia tak mau dilihat saat pergi dari rumah.
"Guru Park, tunggu! Mari kita pikirkan lagi..."
"Pikirkan apa lagi?! Tahukah Presdir perasaanku sekarang?? Aku seperti dihantam palu tetapi aku tak bisa menangis!"
Presdir hanya bisa memandang Park Dandan pergi dengan hati yang lara.

Begitu pulang Park Dandan langsung berkemas. Jenny marah karena lagi-lagi melihat Guru Park akan pergi berkemas meninggalkan mereka. Sechan mencegah Nuna memarahi Guru Park. Ia akhirnya berkata ayahnya dan guru Park saling mencintai. Tetapi kini Bibi Jo Sarah mengandung bayi ayahnya, tentu Guru tak sanggup lagi tinggal di sini.

Park Dandan meninggalkan kediaman Lee sambil menangis. Begitu sampai di rumah ayahnya, ia ragu masuk. Ia pergi tak jadi masuk.

Presdir bicara dengan ketiga anaknya. Jenny bertanya mengapa ayahnya harus mengakui bayi Bibi Jo padahal ayah tak mengingatnya. Presdir berusaha bicara bijak pada anak-anak,  bahwa meski tak ingat, kalau itu bayinya, ia harus mulai menyayangi bayi itu seperti ia juga menyayangi anak-anak yang lain.
Sechan mengeluh, ia tak suka mendapatkan adik dengan cara seperti ini.
Sepertinya dalam pikiran Presdir dia hanya akan mengakui anak itu, tetapi tak akan bersama Jo Sarah.

Pagi-pagi Jo Sarah datang lagi kr Kediaman Lee. Bagai nyonya rumah ia menegur Manajer Kim yang menghentikannya bukan malah menyiapkan kamarnya.
"Aku belum mendapat perintah dari Presdir," kata Manajer Kim tegas.
Presdir pun keluar dari ruangan. Ia pun tak mau Jo Sarah tinggal di rumahnya. Lebih baik ia menyediakan tempat lain yang cukup layak. Jo Sarah beralasan ia butuh ketenangan mental. Ia pun lalu pura-pura pusing mau pingsan.
"Terserah," kata Presdir sebal.  Ia pun pergi.
(Ada ya pengen tinggal di rumah orang maksa. Bukankah lebih tenang itu di rumah sendiri ya? Alasan doang )

Madam Jang bertanya pada Lee Se Ryeon kapan kedua keluarga akan bertemu. Ia ingin Se Ryeon bertanya pada Oppa dan Ibunya apa mereka ada waktu akhir pekan ini. Karena ia akan memesan tempat pertemuan keluarga di restoran.

Lee Se Ryeon pulang ke rumahnya. Ia heran Jo Sarah ada di rumahnya. Se Ryeon terkejut mendengar cerita ibunya Jo Sarah hamil anak kakaknya. Lee Se Ryeon tak percaya. 
"Apa benar itu anak Oppa?"
Ia menyarankan tes DNA.
"Tes DNA untuk janin itu dilarang, tidak etis. Memang siapa orang yang akan berbohong tentang bayi yang dikandungnya, jika bukan orang gila," kata Madam Wang.
(Memang Jo Sarah gila, kok ga ada yg sadar hihi)

Lee Yeong Guk berkata bahwa Guru Park meninggalkan rumahnya kemarin. Namun Se Ryeon tidak melihat Guru Park bersama keluarganya. Se Ryeon pun bergegas ke rumah Park Daebeom, ia panik. Se Ryeon terpaksa bicara pada Abeo-nim bahwa Park Dandan telah pergi dari rumah kakaknya, karena datang Manajer Jo yang mengaku mengandung anak kakaknya.

Park Sucheol marah ia langsung mendatangi Lee Yeong Guk.
"Benarkah Manajer Jo mengandung anakmu?"
"Saya minta maaf."
Park Sucheol marah mengatai Presdir
"Katanya kau mau bertanggung jawab akan putriku. Aku tahu kau orang brengsek, makanya tak kuizinkan kau mendekati putriku yang polos!"
Presdir akhirnya tahu Guru Park pun tak pulang ke rumah.

Presdir bergegas mencari Guru Park. Ia pun kembali meminta bantuan Koh Jeong Wu. Presdir mencari Guru Park ke pantai tempat terakhir ia menemukannya, tetapi tak ada. 

Koh Jeong Wu menelepon Lee Yeong Guk, ia menemukan lokasi Guru Park ada di sebuah apartemen. Ia memberikan alamatnya. Lee Yeong Guk menelepon Lee Se Ryeon bahwa Guru Park telah ditemukan. Lee Se Ryeon memberikan alamatnya pada Park Sucheol.

Park Sucheol bersama Daebeom menjemput Park Dandan. Park Dandan sedang lemas di sebuah kamar yang sempit. Ia kaget mendengar suara ayahnya mengetuk pintu. Park Dandan langsung menangis memeluk ayahnya.
"Ayah, aku minta maaf."
"Mengapa kau tak datang pada ayah?"

Presdir mengamati dari kejauhan Park Sucheol menjemput Park Dandan. Ia tahu tak berhak keluar menemui Guru Park. Ia sedih melihat Guru Park yang berjalan dengan lunglai (Sepertinya sedih dan ga makan dari kemarin, ya?)

Presdir kembali mabuk ditemani Koh Jeong Wu. Ia tak terima perbuatan LYG 22 sampai menghamili Jo Sarah. Presdir mengira karena di tubuhnya mengalir darah ayahnya yang berpoligami. Sehingga meski ia yakin LYG 22 menyukai Guru Park,  mengapa LYG 22 juga bisa-bisanya bertunangan dengan Jo Sarah.

Presdir diantar pulang oleh Koh Jeong Wu pulang. Lee Yeong Guk mabuk berat.  Koh Jeong Wu membawa Lee Yeong Guk ke kamar. Dan ia melarang Jo Sarah mendekat ke tempat tidur Lee Yeong Guk. Ia menidurkam sendiri sahabatnya, menyelimutinya lalu menutup pintu kamarnya. (Pengacara Koh aja ngeri kalo Jo Sarah deketin sobatnya)

Keesokan paginya, Cha Geon mendengar cerita dari Park Daebeom bahwa Park Dandan dijemput pulang karena Jo Sarah mengandung anak Presdir. Sama seperti Park Dandan yang syok dan sakit hati, Cha Geon pun sama karena ia punya perasaan terhadap Jo Sarah. Park Daebeom bingung melihat keanehan pamannya. Cha Geon merasa tak sanggup menghadapi kenyataan Presdirnya menghamili Jo Sarah. Ia mengajukan surat pengunduran diri ke FT Group.

Park Sucheol memikirkan Park Dandan ia teringat Kim Ji Yeong. Anna Kim ternyata sudah keluar dari rumah sakit. Park Sucheol ingin Kim Ji Yeong cepat sembuh. Dandan sudah putus dengan Presdir karena Jo Sarah yang bertunangan dengan Presdir 22 tahun, ternyata hamil. Park Sucheol masih ingin menitipkan Dandan ke Amerika bersama ibu kandungnya.

Park Daebeom, dan Lee Se Ryeon berbicara Cha Yeonsil,  Madam Jang, dan Nenek. Mereka berkata bahwa karena situasi sekarang di keluarga tak mungkin mengadakan pertemuan keluarga akhir pekan ini. Mereka memutuskan untuk langsung menikah saja. Mereka akan mengadakan pesta pernikahan sederhana yang dihadiri orang-orang terdekat. Mereka pun sudah menyiapkan undangan.

Lee Se Ryeon pulang menemui ibunya. Madam Wang sempat mengeluhkan Oppa Se Ryeon yang tiap malam sekarang pulang dengan keadaan mabuk.
"Memang Park Dandan tak menderita, ia juga menangis terus."
Lee Se Ryeon lalu menyerahkan undangan pernikahannya pada ibunya. Madam Wang kesal dan meremas-remas undangan tersebut. Lee Se Ryeon pun cuek tak masalah jika ibunya tak mau datang, ia akan tetap menikah.
Jo Sarah datang.
"Agassi tenang saja, saya akan mengantar Nyonya ke pernikahan."
Lee Se Ryeon melarang Jo Sarah datang, karena Jo Sarah menyebabkan masalah sensitif ke keluarga Park Daebeom.

Cha Yeonsil,  Madam Jang, dan nenek membujuk Park Sucheol agar mengizinkan Park Daebeom menikah dengan Lee Se Ryeon. Karena keduanya sudah saling jatuh cinta dan sulit dipisahkan. Madam Jang mengingatkan anak bisa membenci orang tuanya jika terus ditentang. 

Park Sucheol pun akhirnya bicara 4 mata dengan Park Daebeom. Karena Park Daebeom begitu mencintai Lee Se Ryeon dan berkata akan bahagia, Park Su Cheol mengizinkan.

Saat akan tidur, tiba-tiba Park Dandan ingat Presdir pernah berkata, apapun yang akan terjadi, Guru Park harus percaya padanya. (Adegan sebelum berciuman.) Ia tiba-tiba sadar, bergegas dan berlari menuju rumah Presdir.
Presdir pulang dalam keadaan mabuk.
Ia awalnya sempat mengira ia berhalusinasi karena mabuk.
"Guru Park mengapa datang kemari?"
"Aku minta maaf," kata Park Dandan 
"Mengapa Guru Park yang meminta maaf. Akulah yang bersalah. Mau ribuan kali minta maaf pun, aku tak bisa menghapuskan lukamu."
"Aku percaya pada Presdir. Presdir yang dahulu menyukaiku. Presdir bukan orang yang akan berbuat seperti itu. Pasti ada kesalahan."
"Guru Park, aku ini pria brengsek dan kotor. Sebaiknya lupakanlah aku. Pergilah, jangan kemari lagi."
Presdir pun meninggalkan Park Dandan.
Park Dandan berteriak dengan putus asa, "Presdir bukan orang seperti itu!"
(Lee Yeong Guk seharusnya percaya Park Dandan,  kan. Duh ini writer-nim,  bikin gemes).
____

Hari pernikahan Lee Se Ryeon tiba. Lee Se Ryeon tampak cantik dengan gaun pengantinnya, membuat Park Daebeom terpukau. Jenny,  Sechan,  Sejong oun datang. Mereka ingin berfoto bersama bibinya.

Orang tua di depan menerima tamu. Park Sucheol tampak tak tersenyum. Istrinya menegurnya, "Ini bukan acara pemakaman, tersenyumlah." 
Madam Wang ternyata datang meski kesal, ia di sisi Lee Yeong Guk yang menerima tamu dengan datar.
Sebaliknya Cha Yeonsil begitu senang. Dan ia senang melihat Madam Wang menderita harus berbesanan dengannya.

Saat Park Dandan datang, ia lama memandang Presdir yang dingin dengan sedih. Park Sucheol membawa Park Dandan untuk duduk di dalam ruangan. Ia melihat Sechan dan Sejong.
Sechan, Sejong dan Guru Park bertatapan dari jauh dengan wajah sedih.

Akhirnya kakak Park Sucheol, Madam Jang Mi Suk dan Bong Jun Oh datang. Melihat Jang Mi Suk tampak bahagia bersama Cha Yeonsil,  Madam Wang tersulut emosinya. Ia mengatai Jang Mi Suk ketua gerombolan penipu yang menjerat putrinya, dan menjambak rambutnya, juga lalu rambut Cha Yeonsil. Mendengar keributan, Lee Se Ryeon pun datang. Madam Wang menarik Lee Se Ryeon pergi, Lee Se Ryeon dicegah oergi oleh Cha Yeonsil. Pengantin wanita pun ditarik ke sana kemari. Wang Daeran baru berhenti setelah dimarahi oleh Lee Yeong Guk. 

Pernikahan pun dilangsungkan semua memberi tepuk tangan menyambut kebahagiaan pasangan pengantin. (Akhirnya mereka bahagia bisa menikah, ya 🥰🥰)
Hanya Madam Wang yang tampak masih tak rela melepas Se Ryeon menikah. 

Keluarga pun dipanggil untuk foto bersama pengantin. Lee Yeong Guk sadar bahwa Sejong pun tak ada. Keluarga Presdir dan Bibi Yeoju berpencar mencari Sejong. Park Dandan pun ikut mencari Sejong. Presdir terus menyusuri tangga ke atas mencari Sejong. Akhirnya Presdir mendapat telepon bahwa Sejong ditemukan. Ia pun turun ke bawah dengan lift.

Lift terhenti, rupanya Park Dandan pun menunggu lift. Presdir mempersilakannya masuk. Tak lama saat lift turun, liftnya macet. Park Dandan cemas. Presdir memencet tombol darurat memanggil teknisi. Tiba-tiba lift berguncang lagi. Lampu lift padam. Park Dandan tampak stres dan takut. Presdir menenangkan Park Dandan yang ketakutan. (Park Dandan trauma ruang sempit kah? Mirip Joo Won di secret garden?)
"Aku ada di sini, tak perlu takut. Tak kan terjadi apa-apa," kata Presdir.
Park Dandan memeluk Presdir dan menangis.
Presdir pun goyah.
"Maafkan aku, Guru Park. Maafkan aku."

(Bersambung...)




No comments:

Post a Comment

Silakan tulis komennya di sini ya...

Free Translation
Related Posts with Thumbnails