"Apa katamu?"
Presdir merasa Manajer Jo mulai bertindak kelewatan di luar wewenangnya. Kalau memang begitu, ia mempersilakan Manajer Jo keluar.
Manajer Jo kaget (halu dia bakal dipilih 😅😅😅). Dia protes.
"Kau sendiri yang berkata tak bisa bekerja dengan Guru Park. Aku tak memecatmu."
"Lalu mengapa selama 5 tahun ini Anda bertahan denganku?"
"Apa maksudmu?"
"Apa Presdir sungguh tidak tahu, aku menghabiskan masa mudaku di sini, mendedikasikan diri hidupku, mengurus anak-anak bahkan sampai baju dalam Anda itu karena apa? Anda tidak tahu?"
Presdir sungguh tidak tahu Manajer Jo di rumahnya bukan untuk bekerja tetapi mendapatkan cintanya (plus bertemu Sejong)
"Kalau kau selama ini bekerja dengan pemikiran seperti itu, maaf sebaiknya Manajer Jo tidak bekerja di sini lagi."
Manajer Jo resmi dipecat ia ingat bagaimana pertama kali meninggalkan putranya di depan pagar kediaman Lee lalu mulai menjadi Pengurus Rumah Tangga. Ia sungguh hancur dan sakit hati.
Guru Park masuk ke ruang kerja Presdir. Presdir mananyakan kondisi Guru Park. Ia minta maaf karena ada urusan malah tak sempat memperhatikan Guru Park yang baru saja dibully.
"Aku tidak apa-apa, " kata Park Dandan menenangkan Presdir.
Park Dandan merasa tak enak kalau Manajer Jo keluar gara-gara dirinya.
"Guru Park tak perlu cemas, memang peristiwa itu sebagai pemicunya, tetapi itu karena masalah pribadinya. Tidak ada kaitannya denganmu." (Jadi sayangku tenang saja, yah 😊😊)
Setelah dipecat, malam itu Jo Sarah hanya bisa minum dan mabuk sambil meratapi nasibnya. Untuk bisa pulang ia mencari jasa supir bayaran. Orang yang datang adalah Cha Geon, ia kebetulan sering mencari tambahan penghasilan dengan menjadi supir sewaan. Di mobil Jo Sarah tetap menangis dan meracau tentang kejamnya dunia.
"Mengapa tidak ada hal yang mengikuti rencanaku. Untuk apa aku bahkan berusaha terlalu keras."
Cha Geon hanya menanggapi memang dunia ini mengesalkan.
Jo Sarah semakin putus asa, ia meminta Ajussi supir sewaannya membawanya ke luar kota ke Sokcho, alih-alih ke rumahnya.
"Aku akan membayar dua kali lipat," kata Jo Sarah.
Cha Geon pun antusias.
Mereka tiba di Sokcho, di pinggir laut yang terdapat mercusuar. Begitu tugas selesai dan akan pergi Cha Geon terpikir sesuatu.
"Bukankah Anda juga perlu pulang ke Seoul. Bagaimana kalau saya tunggu, Anda masih butuh orang yang mengantarkan."
Jo Sarah berkata tidak perlu memikirkannya.
"Untuk apa aku datang kemari, jika akan kembali."
Sambil makan ramyeon di dekat pantai, Cha Geon menelepon ibunya. Ia berkata dibayar menyetir sampai Sokcho dan akan pulang dengan kereta paling awal. Tiba-tiba ia merasa perkataan penyewanya tadi janggal, karena berkata tak akan kembali. Mengingat wajah penumpangnya yang dari tadi putus asa ia langsung kembali ke pantai. Benar saja kekhawatirannya, Jo Sarah sedang berjalan ke arah laut akan menenggelamkan diri. Ia mengejar Jo Sarah.
"Nona, sadarlah, sadarlah! Kau pasti masih punya keluarga yang mencemaskanmu."
Akhirnya Jo Sarah sadar, ia lalu menangis berkata tak ingin mati. Ia pun lalu pingsan tak sadarkan diri.
Saat sadar ibunya, Gi Ja sudah ada di sampingnya di UGD. Ia berkata ia dipecat. Di saat yang sama, Cha Geon ajussi mengeluh sakit punggung setelah menggendong Jo Sarah 😅😅.
Acara Fashion Show koleksi Anna Kim hari itu dilangsungkan. Park Dandan datang ke acara itu bersama anak-anak. Tentu saja berdandan dan berpakaian rapi dari pakaian yang dihadiahkan Direktur Anna. Tak lama kemudian Presdir Lee diikuti para anak buahnya tiba di lokasi. Pandangan matanya lekat melihat Guru Park yang tampak lebih cantik karena berdandan rapi. Anna Kim melihat pandangan tak wajar Lee Yeong Guk ke arah putrinya. Ia tidak suka
Saat pergelaran busana berlangsung Presdir tak bisa berhenti menoleh lagi-lagi ke arah Park Dandan. Mereka pun diam-diam saling berpandangan dan melemparsenyuman 🥰. Park Dandan mengirim SMS
"Presdir aku tahu aku cantik hari ini, tetapi jangan terus melihat ke arahku(😄), bagaimana kalau Sechan dan Jenny curiga?"
Setelah acara selesai, Presdir, anak-anak, dan Guru Park makan bersama di restoran. Sejong bahagia karena sudah lama mereka tak makan bersama. Ayahnya meminta maaf dan berjanji akan lebih sering makan bersama mereka. Lalu datanglah pelayanan restoran yang akan memotret mereka. Anak-anak otomatis bangkit dari kursi berpose di dekat ayah mereka. Melihat masih ada yang duduk menjauh, pelayan berbicara pada Park Dandan.
"Mengapa putri sulung tak ikut bergabung?"
Jenny langsung tertawa terbahak-bahak, begitu gurunya dikira putri ayahnya. 😆😆.
Sebaliknya Presdir tanpa keki dan kesal.
"Apa aku tampak setua itu? Dia itu guru dari putra-putriku!" 🤣🤣😅.
Lee Se Ryeon sedang mempersiapkan baju pengantin dan keperluan pernikahannya. Tetapi calonnya, Kyeong Sun, tampaknya masih tak dilepaskan oleh mantan pacarnya. Mantannya bahkan mengancam bunuh diri.
Cha Yunsil dan Ibunya datang mengirim makanan untuk Madam Jang, tetapi kakak iparnya sedang tak ada di rumah. Mereka mendapat informasi bahwa kakak iparnya mempunyai 2 unit apartemen mewah yang bersebelahan. Karena itulah beranda keduanya tersambung, tetapi unit itu ditempati kawannya hampir-hampir gratis. Saat pulang ke rumah turun hujan. Mereka mengkhawatirkan rumah lama mereka yang bocor. Mereka harus menyiapkan baskom2 untuk menampung air hujan.
Lalu Kakak Iparnya datang, membalas dengan membawakan makanan mewah. Ia terkejut melihat rumah adiknya bocor-bocor di saat hujan. Sudah tak zaman di Seoul ada rumah yang hujan sampai bocor. Ia bersedih untuk rumah tangga adiknya. Madam Jang lalu mendatangi Gija, ia bertanya apa Gija bisa pindah dari rumahnya lebih cepat? Karena adiknya 6 anggota keluarga menempati rumah yang tak layak di zaman sekarang. Ia berjanji akan memberikan bantuan uang deposit.
Kembali ke Kediaman Lee, Madam Wang sebenarnya banyak menabung begitu tahu ia tak mendapat warisan. Uangnya ia belikan emas yang selalu disimpan di brankas kamarnya. Emas-emas murni itu adalah kesayangannya, untuk persiapan bila nanti suatu saat dia harus keluar/ditendang dari rumah oleh Lee Yeong Guk.
Gi Ja hari itu bertamu ke rumah sobatnya Wang Dae Ran (Madam Wang). Ia langsung menunggu Wang Dae Ran di kamarnya. Kebetulan Wang Daeran tadi belum sempat mengunci brankasnya. Gi Ja melihat logam mulia berkilauan dari celah brankas Wang Daeran. Maksud kedatangan Gija kali ini tentunya untuk meminjam uang agar bisa membayar deposit apartemen. Wang Daeran kaget karena jumlah yang disebutkan Gija tidak kecil.
"Aku saja selama ini menggantungkan diri dari uang saku yang diberikan Lee Yeong Guk. Aku bahkan tak punya uang untuk pernikahan putriku."
Gi Ja menyinggung bahwa dahulu ibu Wang Daeran mengambil uang deposit ibunya. Mungkin sekarang nilai uangnya sama. Wang Daeran tentu saja tak percaya dan tak tahu menahu.
Gi Ja berjanji akan mengembalikan uang itu. Tetapi Madam Wang berkata tak punya uang.
Gi Ja pulang dengan kesal, baru saja ia melihat tumpukan emas di brankas, tetapi Wang Daeran tak mau meminjaminya. (Karena beda peruntukkannya bisa saja, kan? Seperti misalnya uang untuk kebutuhan anak nanti, atau apa, yang tidak kita otak-atik.)
Cha Yunsil bicara pada suaminya, bahwa kakak iparnya, Madam Jang, punya satu unit apartemen lagii, di sebelah rumahnya. Sekarang rumah itu dipinjamkan kepada temannya. Ia berharap darah lebih kental dari air, dan memimpikan tinggal di apartemen mewah. Park Su Cheol memarahinya karena mengidamkan hal itu. Ia meminta istrinya bersabar setahun lagi, mereka akan mencari tempat tinggal baru.
Presdir Lee di rumahnya sampai browsing bagaimana agar tampil lebih muda. Ia tampak tak pede sejak dikira ayah Guru Park. Malam itu Presdir mendapat sms dari Guru Park untuk bertemu di luar. Ia duduk di kursi taman menunggu. Begitu Park Dandan datang dengan lesu ia menyapa,
"Putri sulungku datang." (Kasiaan Oppa😅😅😅)
Park Dandan menghibur Presdir dengan berkata bahwa bahwa Presdir tak terlalu seperti Om-om kok. Ia juga sesumbar karena ia juga yang tampak lebih muda dari usianya.
"Presdir itu masih seperti Oppa," rayunya.
"Kalau begitu panggil aku Oppa."
Park Dandan masih kagok dan dengan malu-malu memanggil Oppa, lalu kabur.
"Guru Park, jangan pergi, Oppa ini akan membelikanmu es krim!"
Park Dandan dan Presdir berjalan pulang berdua. Mereka masih ingin merahasiakan hubungan mereka. Presdir menyuruh Park Dandan masuk rumah lebih dahulu supaya tak ada yang curiga.
Diam-diam Manajer Jo datang ke depan Kediaman Lee. Ia mengintip Presdir yang dengan Park Dandan yang saling bertatapan seperti kekasih. Ia cemburu buta. Ia menghampiri Presdir dan bertanya mengapa Presdir memilih Guru Park bukannya dirinya. Ia berdalih orang semuda Guru Park mendekati Presdir yang jauh lebih tua pasti motifnya uang. Ia berkata dirinya bisa lebih baik dari Guru Park dan tulus kepada Presdir. Presdir tentu kesal.
"Apa Presdir pernah memandangku sebagai seorang wanita?"
"Tidak pernah sama sekali," katanya dengan tegas.
Saat Presdir pergi, Manajer Jo nekad memeluk Presdir dari belakang berusaha meyakinkan Presdir. Presdir Lee pun dengan tegas melepas pelukan itu.
Pada saat yang sama Bibi Yeoju melihat Manajer Jo memeluk Presdir. Ia syok, jangan-jangan mereka berdua punya hubungan atau apa sampai Manajer Jo harus keluar.
Di dalam rumah, Anna Kim melihat Guru Park baru pulang berwajah ceria.
"Kau baru pulang dari bertemu dengan pacarnya, ya!" tebaknya.
"Dari mana Anda tahu?"
"Karena di wajahmu tertulis "Aku baru bertemu pacarku,"" goda Anna Kim.
Anna Kim kembali menggoda mengorek sosok pacar putrinya. Park Dandan malu dan belum bisa mengatakannya sekarang.
Di kediaman Lee, anak-anak mengajak Guru Park bermain badminton. Presdir Lee senang menonton keasyikan mereka bermain. Berkali-kali ia pun mencuri pandang ke arah Guru Park. Anna Kim pulang ke rumah, ia melihat tatapan yang tidak wajar dari Lee Yeong Guk ke putrinya, ia tidak senang. Apalagi ia tahu putrinya sudah punya pacar. (Padahal itu pacarnya ibuuu... penonton mulai geregetan nih 😅😅)
Anna Kim mendatangi Lee Yeong Guk di ruang kerjanya, membawakan teh dan ingin mengajaknya bicara.
Lalu dengan tak segan ia bertanya
"Apa mungkin kau menyukai Guru Park?"
Lee Yeong Guk pun terkejut dengan pertanyaan itu.
(Bersambung...)
No comments:
Post a Comment
Silakan tulis komennya di sini ya...