February 19, 2022

Sinopsis Young Lady and Gentleman Episode 11, Bersama Melihat Bintang

Presdir akhirnya menemukan lokasi dari arah teriakan Park Dandan. Begitu melihatnya, Park Dandan menubrukkan diri ke dadanya, dan memeluknya. Presdir terhenyak sejenak. Park Dandan menangis tersedu-sedu, dan gemetaran. Presdir Lee lalu memeluknya, menepuk-nepuk punggungnya.
"Sudah tidak apa-apa. Aku sudah di sini, tak akan ada apa-apa," presdir menenangkan.
"Ada hantu, di sana," kata Dandan tetap memeluk presdir.
Presdir sebenarnya juga penakut hehe, sambil satu tangan memeluk Dandan, ia perlahan mengarahkan senternya ke arah yang ditunjuk Dandan.
Akhirnya presdir tersenyum, dan meminta Dandan melihat dengan benar. Ternyata itu balon-balonan bentuk orang yang tersangkut di pohon. Dandan mengira itu hantu bergaun putih. 
"Kau kan sama-sama perempuan,  kalaupun itu hantu perempuan harusnya tak perlu takut." 
(Perasaan hantu perempuan yang ngeri2 itu 😱😱)

Presdir mengajak kembali, tetapi Park Dandan ingin mencari HP. Presdir dengan baik hati berjalan mencari di sekitar kolam, karena kaki Dandan sakit. Akhirnya HPnya diketemukan. Dandan tersenyum lebar.
"Kau segembira itu?" Presdir tersenyum. 
"Siapa yang sekarang bisa lepas dari HP", tukas Dandan.
Dandan tetapi sadar telah menyusahkan, ia minta maaf.

Dandan masih kesulitan berjalan. Presdir memeriksa pergelangan kaki Guru Park. Ternyata memang bengkak. 
"Pasti akan sakit sekali dipakai berjalan. Tidak bisa begini. Guru Park naiklah ke punggungku."
"Tidak, tidak, mana berani saya naik ke punggung Presdir."
Presdir Lee menarik Guru Park ke punggungnya, lalu langsung mengangkutnya. 
"Dengan begini kita bisa berjalan lebih cepat."
Park Dandan merasa canggung.
"Jangan kaku begitu, aku nanti sulit, letakkan tanganmu di leherku."
Akhirnya Park Dandan mulai merilekskan tubuhnya, dan merangkul leher presdir.
Dia pun memandang langit ke atas. Dia takjub melihat banyaknya bintang-bintang.
"Aku tak pernah melihat bintang sebanyak ini"
Presdir pun berhenti sejenak. Sambil menggendong Dandan ia pun menikmati langit penuh bintang. 
Mereka kembali berjalan. Dandan merasa bersalah, merasa badannya berat.
"Ternyata kau sadar dirimu berat."
"Aku sebenarnya ingin diet, tetapi masakan Bibi Yeoju enak-enak."
Presdir tersenyum, "Aku bercanda."
Badan Guru Park kecil, kalau tidak ia tak akan berjalan jauh menggendongnya, lanjut Presdir.

Karena disemangati ibunya, malam-malam Manajer Jo kembali lagi ke rumah peristirahatan.
Dari jauh ia kaget melihat sosok Guru Park digendong oleh Presdir. 
Pondok sudah ada di depan Park Dandan minta turun.
"Jika Sejong melihatku, ia bisa mengejekku."
Presdir menurunkan Guru Park.

Manajer Jo lalu muncul di depan mereka berdua. Dia berkata khawatir jadi mencari mereka. Park Dandan mulai kesulitan berjalan dan hampir oleng. Presdir sigap memeganginya. Tetapi Manajer Jo tak membiarkannya. Ia menuntun Guru Park menjauh dari Presdir. 

Ketika akan tidur, Park Dandan mengingat kejadian tadi bersama Presdir. Ia sungguh tak percaya dan merasa hilang akal karena berani membiarkan Presdir menggendongnya. 
"Tetapi mengapa jantungku berdetak kencang?"
Park Dandan meyakinkan diri itu karena tadi ia ketakutan.

Manajer Jo pun diam-diam mengumpati Guru Park. "Berani-beraninya Guru Park naik ke punggung Presdir. Dia ini polos, bodoh, atau tak tahu aturan!"
Lalu, seperti yang disarankan ibunya, Manajer Jo minum wine. Dia membayangkan keromantisan bersama Presdir. Ia lalu mengetuk pintu kamar Presdir. Tetapi, Presdir Lee sudah tertidur pulas, dengan putranya di sampingnya. (Kasian ini ahjumma, Park Dandan dapat banyak, dia ga dapat apa-apa 😄😄)

Ketika pulang ke rumah, Jo Sarah ditanyai ibunya apa ada kabar baik semalam.
Jo Sarah kesal karena Presdir tidur bersama putranya. 
"Apa jangan-jangan ia sudah punya wanita lain?" kata Ibunya. Karena meski ada putrinya yang cantik di sisinya, presdir yang sudah 2 tahun menduda tampak tak luluh.

Sepert biasa Park Dan Dan pergi mengantar Sejong ke TK meski dengan terpincang-pincang. Rupanya Anna Kim pagi itu mendengar kecelakaan yang dialami Park Dandan. Ia buru-buru datang menyusul Dandan ke TK. Dandan cukup heran Direktur Anna seperhatian itu. Ia pun sampai diajak ke rumah sakit.
Pulang dari RS, Direktur Anna menitipkan Guru Park pada Manajer Jo. Tetapi Manajer Jo masiih kesal pada Park Dandan. 

Presdir Lee pergi melakukan peninjauan  gerai baru. Di luar toko terpasang hiasan orang-orangan dari balon. Presdir teringat insiden karena hantu balon semalam, ia tersenyum-senyum sendiri. Sahabatnya, Pengacara Koh, dibuat heran.

Park Su Cheol di tempat kerjanya yang baru mengalami masalah. Seorang wanita penghuni apartemen menuduh Park Su Cheol menghilangkan paketnya. Paket speaker mahal yang ia pesan. Anna Kim mendengar keributan di pos sekuriti. Ia ingat tadi pagi sempat berpapasan dengan wanita itu.
Anna Kim maju berkata, "Bukankah Mbak tadi pagi sudah mengambil paket itu. Aku ingat kita bersenggolan pagi tadi."
Wanita itu berkilah.
"Apakah di sini ada CCTV. Bukankah kita bisa mengecek CCTV?" tantang Anna Kim.
Wanita itu pun pura-pura mengaku lupa, lalu bergegas pergi.

Di studionya Anna Kim mencemaskan Oppa Su Cheol. "Bagaimana ia menjalani hidup, kalau pribadinya masih seperti itu?"
Park Su Cheol memang terlalu baik dan sering polos.
Park Su Cheol datang ke studio Anna Kim. Ia membawa hadiah, keranjang bunga dan kue tart, sebagai tanda terima kasih. Karena tak hanya Park Dandan, ia pun telah dibantu oleh Direktur Anna.
Setelah Park Su Cheol pergi, ingatan Anna Kim pun kembali saat ia berpacaran bersama Oppa Su Cheol. Kim Ji Yeong muda manja ingin disuapi Oppa Su Cheol makan kue tart.

Lee Se Ryeon kabur dari penjagaan ibunya. Ia langsung mendatangi rumah Park Daebeom, ia mencari Park Daebeom.  Ia menyapa Cha Yunsil dengan sebutan "Ibu".
"Mengapa Nona memanggilku Ibu? Bagaimana pun keluarga kita yang "parasit" tidak bisa bersatu dengan keluarga Nona yang kaya."
Cha Yunsil mengungkapkan ia tak bisa melupakan sakitnya dihina ibu Lee Se Ryeon dengan kata yang menghinakan.
Lee Se Ryeon yang tidak melihat kejadiannya,  meminta maaf untuk ibunya.
Park Su Cheol yang baru pulang melihat Lee Se Ryeon. Ia mengajak bicara Lee Se Ryeon. Park Su Cheol ingin "Agashi" melupakan putranya. Hubungan ini tak akan cocok, keluarga mereka tak setara. Ia tak kan memberi izin, begitu pula kakak Lee Se Ryeon, Presdir Lee.

Madam Wang kewalahan dengan perilaku Lee Se Ryeon. Ia mendatangani Madam Jang bertanya apa ada jodoh untuk putrinya. Ia berkata ia tak pilih-pilih asal dari keluarga terhormat. Madam Jang sebenarnya ada calon namun kondisi keuangan perusahaan mereka sedang buruk. 

Di kediaman Lee, Manajer Jo masuk ke ruang kerja Presdir. Ia melihat sebuah kado di atas meja presdir. Ia pun "kepo" mengintip hadiahnya. Sebuah sapu tangan, dan terdapat sulaman bertuliskan L.Y.K ( dari Lee Yeong Kuk - ejaan lain dari inisial nama Presdir).
"Jangan-jangan benar kata Ibu, Presdir punya wanita baru."
Begitu ingin melihat kartu pengirimnya, Presdir Lee datang. Ia heran melihat Manajer Jo di belakang mejanya. 

Presdir Lee penasaran melihat kado di mejanya.
"Apa ini dari Manajer Jo?"
Presdir Le membuka kado, dan membaca kartu ucapannya. Ternyata dari Guru Park. Hadiah itu ungkapan terima kasih juga maaf karena semalam sanpai merepotkan Presdir menggendong dirinya. Presdir Lee tersenyum.

Pagi ini Nenek tak tenang  mengingat pembicaraannya kemarin dengan majikannya. Saat kemarin membereskan kamar Madam Jang, ia melihat sebuah foto lama yang mulai menguning dipajang meja. 
Madam Jang berkata bahwa itu foto terakhir dia bersama adiknya, Kyeong Hun. Adiknya hilang saat ia teledor menjaganya. Sambil menangis ia bercerita bahwa mendiang ibunya berupaya segala cara mencarinya adiknya.  Sampai akhirnya orang tuanya meninggal, mereka belum menemukan putranya.

Nenek merasa foto itu mirip dengan foto di album menantunya. Ia lalu membuka album foto lama di kamar anaknya. Sosok Park Su Cheol kecil mirip dengan yang ia lihat di foto Madam Wang. Nenek menceritakan pada putrinya bahwa menantunya mungkin akan bisa bertemu dengan kakaknya. Dengan membawa foto kecil suaminya, Cha Yunsil ikut bersama ibunya ke rumah Madam Wang. Ia menyaksikan sendiri bahwa sosok di foto itu sangat mirip.  

Hari-hari Park Dae Beom dan Cha Geon dijalsni dengan menjalankan usaha food truck mereka. Mereka menjual jajanan dakkochi, semacam ayam yang di sate. (Mau bilang sate ayam, tapi bukan sate ayam kita 😁😁). Nama stall mereka adalah "Pria Muda Hot" 😅.

Lee Se Ryeon mendatangi food truck Park Daebeom. Ia rindu tetapi hanya bisa dari jauh memperhatikan Daebeom yang sedang bekerja. Daebeom melihatnya, mereka lalu bertemu di taman. Se Ryeon berkata bahwa ia akan dijodohkan. Namun ia masih ingin memberi kesempatan pada Daebeom.
"Aku hanya berjualan sate seharga 3.000 won. Aku tak akan bisa membelikanmu apartemen." Daebom berkata dunia mereka berbeda.
Se Ryeon kembali mengajak Daebeom ke luar negeri. Ialah yang akan membiayai Daebeom.
Tetapi Daebeom bicara menyakitkan 
"Menurutmu aku mau pergi Ahjumma yang berumur 7 tahun lebih tua dariku? Aku dulu hanya bersenang-senang dengan wanita kaya."

Se Ryeon yang disakiti pun pergi. Begitu melihat mobil Se Ryeon meninggalkan lokasi, Park Dae Beom tak kuasa membendung tangisnya.

Park Dandan menerima telepon dari sekretaris presdir. Rupanya presdir mencarinya. Saat bersamaan, 
manajer Jo masih kepo tentang wanita yang memberi hadiah pada Presdir. Ia menggeledah laci Presdir. Ia menemukan kotak kadonya. Saputangan sudah diambil presdir, tetapi kartunya masih ada. Manajer Jo membukanya dan sungguh tak menyangka jika itu ternyata hadiah dari Guru Park. 
"Jangan-jangan ia selama ini rubah yang menyembunyikan ekornya??"

Manajer Jo memanggil Guru Park. Tetapi Park Dandan sedang bergegas akan pergi karena dipanggil Presdir. 
"Bagaimana kalau besok pagi, Manajer Jo", pinta Park Dandan.

Park Dandan mendatangi lokasi yang diminta. Sebuah restoran mewah berkelas ala Barat. Presdir sudah menunggu.
"Tak perlu gugup Guru Park, kita hanya akan malam."
Park Dandan mengira akan dimarahi karena Presdir mengajaknya bertemu di luar. Presdir Lee tak ada alasan memarahi  Guru Park. Bahkan ia berterima kasih karena pertama kalinya Sechan pun meraih prestasi di sekolah. Presdir lalu menyodorkan amplop.
"Ini bonus," kata Presdir.  Ia ingin Guru Park tak ragu mengambilnya. Presdir melanjutkan bahwa ini pertama kalinya sejak istrinya meninggal, dirinya merasa lega tak ada beban mengenai perihal anak-anaknya. Guru Park berterima kasih dan berjanji tetap berupaya sebaik mungkin.

Ternyata diam Diam-diam Manajer Jo membuntuti Park Dandan. Ia merasa cemburu. Tetapi ia menghibur diri, Presdir hanya memberi bonus karena Guru Park bekerja baik. Ia pun pernah diberi bonus dan makan bersama. Manajer Jo tetap mengawasi Presdir dan Park Dandan.
Park Dandan menawarkan menraktir Presdir untuk babak kedua. Ia berkata ia sekarang punya banyak uang.
"Ada kedai kopi dekat sini tempat aku pernah bekerja. Ada yang minumannya deabak enaknya!" Park Dandan promosi dengan semangat.
Presdir pun tersenyum setuju.

Manajer Jo hatinya panas, dahulu ia pernah menawarkan babak kedua, tetapi presdir menolak dengan halus. Tetapi kali ini Park Dandan dengan berani membujuk Presdir dan berhasil! 😁😁

Presdir dan Park Dandan keluar kedai sambil membawa minuman. 
"Benar seperti kata Guru Park, enaknya daebak!"
"Benar, kan, deebak!" Park Dandan antusias..
Mereka berjalan sambil menghabiskan minuman. Di pinggir jalan Park Dandan melihat game pukul tikus (whac-a-mole). 
"Apa Presdir tahu permainan pukul tikus?"
"Apa ada yang tak tahu? Aku belum setua itu"
Presdir berkata bahwa babak ke-3 ini, ia yang bayar.
Mereka bermain. Dandan kecewa permainan Presdir.
"Terus terang ini permainan keduaku. Dulu aku begitu keluar dari wamil bermain dengan anak yang lari dari rumah"
"Berapa tahun yang lalu itu?"tanya Dandan.
"Aku juga pernah bermain dengan ajussi tentara saat aku masih kecil saat aku kabur dari rumah."
Dandan berkata saat itu ia sungguh tak mau pulang, ia pura-pura tak ingat, sehingga Ajussi tentara berputar-putar di daerah itu.
"Kurasa 'Ajussi Tentara' pasti kakinya pegal."
Presdir merasa dirinyalah yang dimaksud Dandan. Dandan pun tersadar.
"Kau anak yang kabur itu?"
"Ajussi tentara?"
Mereka tertawa bersama.
"Aku tak menyangka anak kecil waktu itu sudah setinggi ini sekarang."
Mereka tiba-tiba akrab. Sekat formal antara mereka berdua sesaat menghilang.

Manajer Jo ternyata masih mengikuti mereka berdua. Ia sakit hati melihat keakraban Presdir dan Dandan. Ia lsngsung mengira Dan Dan sejak awal berencana mendekati Presdir.

(Bersambung...)

Ah ini episode yang maniiss, dari awal sampai akhir. Dandan ga menderita, banyak kenangan manis. Yang mengganggu OST pas bersambung ini. Kenapa jadi ost sedih untuk Jo Sarah. Ini kan momen membahagiakan bagi pemeran utama, reuni setelah belasan tahun. Harusnya lagu ceria dong. Ya, gak?




 



No comments:

Post a Comment

Silakan tulis komennya di sini ya...

Free Translation
Related Posts with Thumbnails