February 26, 2022

Sinopsis Through The Darkness Episode 7

THROUGH THE DARKNESS PART 2

Februari 2004
Seorang pria sebut saja Y,  botak, tak terlalu tinggi, mengenakan jaket dan celana training membuntuti seorang gadis muda. Saat ia akan masuk ke pintu apartemennya ia menikamnya.

Song Ha Yeong terus berusaha mengungkap si pembunuh berantai, meski hari demi hari tak terasa berlalu. Salah satu kegiatan rutin Song Ha Yeong adalah membaca laporan kasus harian di Seoul. Ia selalu waspada jika ada kasus dengan MO (modus operandi) sama atau cenderung mirip. Karena ada kemungkinan pembunuh mengganti MO-nya untuk mengelabui polisi. 

Si Y lewat ke dekat lokasi penusukannya. Ia mendengar kabar bahwa gadis yang ia incar ternyata tidak mati, ia kesal.  Ia berniat mencoba beraksi lagi. 🥵

Tim analisis juga melakukan rapat dengan dosen/profesor juga tim forensik, mempelajari/membandingkan dengan kasus pembunuhan berantai (Kasus Richard) di barat. Di mana kasus itu dikategorikan sebagai pembunuhan seksual, dan si pelaku lalu memutilasi korbannya. Di kasus itu pelaku bahkan memutilasi secara sembarangan karena disinyalir tak mengerti anatomi.

Kabag Heo mulai pusing, ia mengunjungi kantor Tim Analisis. Tapi ia melihat sendiri Tim Analisis juga bekerja. Bahkan ingat sudah 105 hari dari sejak buletin pencarian APB dikeluarkan.
Song Ha Yeong dan Kuk Yeong Su bahkan refleks bila jalan kemana-kemana memperhatikan sepatu dan sol sepatu orang, apa mirip dengan sepatu pelaku. Namun pembunuh belum juga ditemukan.

Detektif Nam Il Yeong mendapat laporan dari temannya di Polsek Geumchan bahwa ada 2 kasus penusukan yang mirip. Ia lalu melapor pada Inspektur Yun. Meski bukan kasus pembunuhan karena korban tidak meninggal, Inspektur Yun merasa tak nyaman. Ia bicara pada Kabag Heo ingin menyelidiki kasus ini, karena  mungkin terkait dengan pembunuh berantai itu tetapi berganti MO.

Jeong Wu Ju suatu hari berkata pada Song Ha Yeong, ia sudah 4 tahun berada di Tim Analisis. Ia ingin Inspektur Song bicara tak sungkan padanya (bahasa banmal). Jeong Wu Ju diam-diam mengagumi Inspektur Song. Ia kesal pada temannya reporter Choi yang menurutnya tulisannya bisa menyudutkan Inspektur Song. Ia menceritakan Inspektur Song yang sejak masuk hari pertama sudah ia kagumi. Inspektur Song menganalogikan tugas mereka sebagai orang buta yang membawa lentera untuk menerangi orang lain.

Suatu sore hujan turun, Ibu Song Ha Yeong sedang sibuk berbelanja ke pasar ke sana kemari. Rupanya hari itu hari istimewa bagi keluarga Song Ha Yeong. Song Ha Yeong pulang cepat hari itu. Ia cemas karena sang ibu tidak ada di rumah. Ia menelepon ibunya, namun tak diangkat. 

Malam itu si Y ingin beraksi lagi meski hari hujan. Ia mengintai seorang ibu berpayung yang membawa barang belanjaan. Ia menusuknya lebih dari satu kali. Tiba-tiba ada mobil yang akan lewat. Si Y itu pun berlari kabur.

Ibu Song Ha Yeong akhirnya pulang dalam keadaan selamat sehat walafiat. Song Ha Yeong begitu lega. (Aku juga legaaa Oppa...duh kupikir yang diincar Ibu Song Ha Yeong). Hari itu rupanya hari peringatan kematian ayah Song Ha Yeong, pantas ibunya sibuk. Ibu meminta agar ayah memberkati Song Ha Yeong yang saat itu juga berulang tahun.

Di rumahnya, si Y tampak puas setelah melakukan penusukan hari itu. Ia menyimpan pisau belatinya dan pergi tidur dengan bahagia. 😨😱😭

April 2004
Pagi itu, Kuk Yeong Su dan Song Ha Yeong akan pergi wawancara. Mereka membawa laporan harian. Karena Song Ha Yeong menyetir, Kuk Yeong Su membaca keras-keras laporan itu. Kasus dari polsek Deonjak, penusukan dengan senjata pisau belati, korban seorang gadis dengan luka di perut kiri. Song Ha Yeong tertegun. Ia seperti pernah membaca laporan yang sama.  Mereka lalu menelepon Jeong Wu Ju, minta ia mencari data laporan kasus polsek Doenjak, tindak kriminal dengan pisau belati. Ternyata sudah ada 2, di area yang sama! Song Ha Yeong dan Kuk Yeong Su langsung kembali ke markas. 

Tim analisis melakukan rapat, mereka yakin ketiga penusukan itu dilakukan orang yang sama. Bisa jadi itu mengarah ke pembunuhan berantai tetapi korban belum sampai mati. Ada kemungkinan itu pembunuh berantai yang sama yang membunuh para lansia kaya, atau juga berbeda. Song Ha Yeong lebih cenderung pelaku penusukan gadis muda, dan pembunuh lansia itu berbeda. Karena itu di korea kemungkinan besar akan ada 2 pembunuh berantai sekaligus.

Kuk Yeong Su dan Song Ha Yeong menemui Kabag Heo, mengutarakan kasus berantai penusukan gadis muda. Kabag Heo langsung memanggil Inspektur Yun Tae Gu yang kebetulan sedang menyelidiki kasus yang mirip, tetapi dari kantor kepolisian yang berbeda.  Yun Tae Gu mengatakan dalam bulan Januari-Februari ada 2 kasus di Geumchan. Lokasi area kedua polsek itu tidak berjauhan. 
Berarti total sudah ada 5 kasus penusukan dengan MO yang sama. Tim Yun Tae Gu selam ini bergerak dengan asumsi pelaku kasus penusukan gadis sama dengan pembunuh warga senior. Meski masih berbeda pendapat dengan Song Ha Yeong. Namun toh tujuan mereka tetap sama untuk mencegah korban lebih banyak dari kasus itu. Song Ha Yeong mengusulkan mereka membuat sketsa pelaku.
Dengan bantuan metode hipnosis dari badan forensik nasional, mereka berharap bisa menggali wajah pelaku yang dilupakan korban karena trauma.

Sketsa akhirnya keluar, para saksi mata dihubungi kembali dan mereka membenarkan orang itu pelakunya.
Dari polsek mereka juga mendapatkan keterangan dari detektif setempat bahwa menurut saksi atau korban  pelaku seorang pria botak, tidak tinggi sekitar 170 cm,  memakai training.

Inspektur Senior Kim Bong Sik pernah dimintai tolong oleh bos hiburan bahwa ada beberapa perempuan penghiburnya menghilang, ia menunjukkan gambar kartu gadis-gadisnya.  

Di suatu kesempatan lain, si pembunuh berantai ternyata suka mengumpulkan kartu gadis penghibur. 

Baik Tim Analisis atau Tim Yun Tae sama-sama terus menyelidiki kasus penusukan itu. Dari menggali keterangan saksi, pelaku berlari sangat cepat, bukan pemakai sepatu gunung, tetapi memakai sepatu sneakers atau kets. Ia juga selalu beraksi di jalanan sepi tetapi di dekat sinar lampu jalan. Detektif Nam dan Song Ha Yeong membuat reka adegan, bahwa pelaku membuntuti korban dari belakang,  lalu korban dibuat berbalik arah, lalu menusuk dengan tangan kanan, mengenai perut kiri korban.

Si Y tidak puas karena lagi-lagi korbannya tidak meninggal. Ia mengira pisaunya terlalu kecil, ia mencari pisau pengganti yang lebih besar, dan menyingkirkan belati lamanya.

Di malam hari Y kembali akan beraksi, ia membuntuti seorang wanita yang jalan kaki melalui taman, lalu menusuknya beberapa kali. 
Keesokan harinya, si Y mendengar berita pagi. Perempuan yang ditusuknya meninggal di ambulance saat dilarikan ke rumah sakit. Ia tampak puas.

Atas pembunuhan di taman itu, Divisi Kriminal melakukan rapat. Song Ha Yeong melakukan presentasi di depan tim-tim divisi kriminal. Ia yakin pelaku penusukan akhir-akhir ini dan pelaku pembunuhan di taman orang yang sama. Meski ada sedikit perubahan dalam tempat dan senjata yang digunakan lebih besar, tetapi MOnya sama. Ia menegaskan kali ini mereka menghadapi 2 pembunuh berantai. 
Ia berharap mereka bisa mengerahkan seluruh kantor polisi di Seoul dengan bukti dan sketsa yang sudah mereka miliki. Yun Tae Gu sempat tak setuju, ia takut itu bisa membuat ketakutan dalam masyarakat.

Para polisi Seoul termasuk Song Ha Yeong dan Kuk Yeong Su semakin sibuk, namun jejak pelaku Y belum ditemukan. Di situasi sekarang, Song Ha Yeong pun tak membiarkan ibunya pergi subuh untuk ikut misa sendirian. Ia mengantar ibunya ke gereja. Di gereja Song Ha Yeong,  merenung lagi, bahwa pelaku lain yang ia kejar kembali bersembunyi.

Juli 2004
Seorang gadis penghibur mendatangi sebuah apartemen. Keesokan harinya tetangganya yang lewat kesal karena sering ada suara mesin pemotong dari kamar itu. Ia mengira itu renovasi yang tak kunjung usai. Rumah itu tempat tinggal pembunuh berantai para lansia, dia keluar kamar mandi dengan kaki masih berbekas noda darah. Ia sekarang sepertinya beralih membunuh gadis penghibur. (Dan suara itu apakah kegiatan memutilasi korban?).
Ia lalu berlatih menggunakan tanda pengenal polisi palsu yang pernah dicuri dari Kuk Yeong Su.

Dalam perjalanan bersama Song Ha Yeong, Kuk Yeong Su dihubungi oleh Kabag Heo. Ia berkata menemukan orang yang mencuri tanda pengenalnya dulu itu juga pembunuh para warga senior. Dan kini pelaku telah tertangkap! Mereka langsung bergegas kembali ke markas.

Kuk Yeong Su serasa percaya tidak percaya. Yun Tae Gu menceritakan bahwa awalnya tersangka yang bernama Go Yong Chun ini ditangkap justru karena kasus penculikan wanita penghibur. Tersangka seperti berbicara meracau tetapi mengakui semua semua yang pernah ia bunuh. 

Song Ha Yeong terus mengamati jalannya interogasi dari balik kaca. Ia mencoba mempelajari kondisi jiwa si pelaku menyesuaikan dengan profil yang ia buat.
 

Tersangka tampak tenang juga arogan, bahkan menantang mengapa Kim Bong Sik tak menanyakan di mana mayat-mayat perempuan ia kuburkan. 
Akhirnya mereka mendapat uraian pengakuan dari tersangka. Ia mengaku menculik dan membunuh 11 perempuan. Dengan total yang ia bunuh di rumah warga senior, total 18 pembunuhan!

Kuk Yeong Su ikut pergi dengan tim forensik memeriksa jenazah korban. 
Tiba-tiba si tersangka kejang-kejang, Song Ha Yeong dan teman-teman sibuk melakukan P3K (Jangan mati dulu, pembunuhan belum terungkap!)

Tim penyidik Kim Bongsik dan Yun Tae Gu bermaksud membawa tersangka keluar menuju TKP. Tersangksa meminta ke toilet. Saat masuk ke toilet pria, ia berhasil memukul Kim Bong Sik lalu melarikan diri. Song Ha Yeong yang mendengar teriakan ikut mengejar di belakang. Yun Tae Gu menemukan jalan bercabang. Song Ha Yeong datang menyusul. Mereka pun berpisah jalan.

Kabag Heo mendapat laporan tersangka kabur. Ia dan Direktur mengerahkan semua anak buah yang ia bisa kerahkan. 

Jalan yang dipilih Yun Tae Gu buntu. Ia agak gentar, cemas diserang tiba-tiba oleh pelaku kriminal sepert dahulu. Dan benar ia diserang lagi saat sendirian. Yun Tae Go ditusuk, dan ditendang beberapa kali. Dan kembali Song Ha Yeong datang membantu di saat genting. Song Ha Yeong pun lalu bertarung satu lawan satu dengan si pembunuh.

(Bersambung...)

Epilog
Ibu Song Ha Yeong setelah peringatan kematian ayah Song Ha Yeong, merayakan ulang tahun putranya. Ibunya sudah menyiapkan kue ulang tahun coklat. Song Ha Yeong pun meniup lilin.
"Terima kasih, Bu, karena seorang diri sudah membesarkanku. "
Menurut Ibunya putranyalah sumber kekuatannya. Ia bersyukur putranya menjadi polisi dengan bakat uniknya memahami perasaan orang lain.

Keesokan harinya begitu di ruangan Song Ha Yeong pun mendapat kejutan dari Kuk Yeong Su dan Jeong Wu Ju. Mereka merayakan ultah Song Ha Yeong di ruangan bawah tanah mereka. Song Ha Yeong menerima kado coklat mahal juga alat perekam suara model baru. Makanan yang ia sukai dan barang yang ia butuhkan.





No comments:

Post a Comment

Silakan tulis komennya di sini ya...

Free Translation
Related Posts with Thumbnails