Park Dandan sempat menelepon Presdir. Namun ponsel itu hanya berdering di gunung tanpa ada yang mengangkat.
Sore itu rupanya Park Dandan sudah janjian di cafe minuman favorit mereka. Tetapi Presdir belum datang, Park Dandan mencoba menelepon lagi, namun kembali tak diangkat. Ia mulai bertanya-tanya apakah naik gunungnya jauh, apa baterai hpnya habis.
Anna Kim pulang ke kediaman Lee. Ia pun mencari Lee Yeong Guk. Bibi Yeoju berkata bahwa sejak pagi berangkat naik gunung Presdir belum pulang.
Apa mungkin ada janji makan malam di luar? Pengacara Koh menelepon Dirut Anna mencari Presdir Lee.
"Apa Presdir ada di rumah?" Ia juga sama-sama tak bisa mengontak Presdir. Sesuatu yang tak biasa. Apalagi ia naik gunung, meski hari itu cerah tak ada badai atau hujan. Pengacara Koh berjanji mencari tahu.
Presdir Lee tak kunjung mendatangi Park Dandan. Park Dandan akhirnya pulang ke rumah. Orang rumah pun sedang mencari kabar Presdir.
"Guru Park. Apa kau ada kontak dengan Presdir?"
Malang Park Dandan harus memendam sendiri karena hubungan mereka rahasia.
Tak lama kemudian Pengacara Koh menelepon bahwa sinyal kontak terakhir Presdir adalah di atas gunung.
Syukurlah malam itu Presdir mulai bergerak, lalu sadar dan bangun. Hari gelap, kepalanya sakit ada bercak darak. Ia belum ingat apa yang terjadi, tetapi ia lapar. Presdir tampak seperti anak-anak yang hilang.
Presdir akhirnya menemukan sebuah rumah. Ada nenek di depan rumah itu. Dengan memelas ia meminta makan karena sangat lapar. Presdir makan sangat lahap. Nenek geli memandang pemuda lucu yang makan dengan lahap itu. π₯°
"Benarkah kau tidak ingat siapa dirimu?"
Pemuda itu berkata bahwa ia tak ingat nama, umur dan rumahnya.
Nenek mengajaknya ke kantor polisi mungkin ada keluarganya yang mencari. Tetapi Lee Yeong Guk menolak, ia ingin menunggu sampai ia ingat sesuatu. Nenek memperbolehkannya tinggal asal ia mau bekerja. Lee Yeong Guk menyanggupi.
Park Dandan hari itu duduk di halaman memandang rembulan. Ia sungguh berharap tak terjadi sesuatu pada Presdir. Pada saat yang sama Lee Yeong Guk juga duduk menatap rembulan dari halaman rumah nenek. Lalu ia memikirkan apa yang terjadi di gunung, untuk apa ia di gunung.
Pagi harinya Pengacara Koh, sekretaris Yoon dan Anna Kim pergi ke gunung mencari Presdir dengan ditemani polisi dan Tim SAR. Mereka hanya menemukan tas ransel Presdir.
Manajer Jo masih berduka karena patah hati dan tak bisa bersama Sejong. Ibunya berkata mungkin itu yang lebih baik bagi Sejong, mereka sekarang tempat tinggal pun tak punya.
Anak-anak Presdir hanya diberi tahu ayah mereka sedang dinas ke luar. Meski Sejong heran karena ayahnya tak menjawab teleponnya. Sejong juga heran melihat gurunya yang tampak sedih.
Presdir Lee bekerja di tempat nenek. Tak tanggung-tanggung nenek menyuruhnya membersihkan kandang sapi yang penuh kotoran sapi.π
π
Lee Yeong Guk pun jatuh terpeleset di kandang penuh kotoran. Rupanya ia terbentur.
Ia lalu memberitahukan kabar gembira pada nenek bahwa ia sudah ingat namanya.
"Namaku Lee... Yeong... Guk."
Lee Yeong Guk begitu bahagia, ia menari-nari. π
π
π
Lee Yeong Guk pulang naik bus umum. Ia seperti agak asing dengan pemandangan sekeliling. (Presdir klo bingung imuut π) Ia pun tampak penasaran dengan HP yang dipakai anak-anak remaja. Ia kesal ketika anak-anak sekolah memanggilnya Ajussi.π
π
Syukurlah Presdir Lee ingat jalan pulang ke rumahnya. Ia cuma merasa aneh dengan pagarnya. Ia mencoba mengebel pagar. Bibi Yeoju surprise Presdir Lee akhirnya pulang.
Semua orang rumah keluar halaman menyambut Presdir, kebetulan Pengacara Koh juga masih di sana. Sechan dan Sejong datang memeluk ayahnya. Lee Yeong Guk bingung. Ia tak mengenali anak-anak. Ia pun tak mengenali Park Dandan juga. Tetapi ia mengenal Pengacara Koh itu temannya.
"Mengapa kau berada di rumahku," katanya pada Pengacara Koh.
Tiba-tiba Lee Yeong Guk mengenali seorang lagi... Madam Wang!
"Ahjumma! Mengapa kau berani datang kemari?!" π
π
Lee Yeong Guk terlihat marah. Ia mengatakan Ahjumma-lah yang membuat ibunya meninggal.
"Apa ayahku yang membawamu kemari?!"
Lee Yeong Guk tak terima, ia lalu masuk ke rumah mencari dan memanggil-manggil ayahnya.
Pengacara Koh langsung lari mengejar Lee Yeong Guk yang masuk ruang kerjanya (menurut Lee Yeong Guk yang sekarang itu ruang ayahnya). Ia tahu sesuatu terjadi pada Lee Yeong Guk. Ia berusaha menjelaskan dan bertanya pelan-pelan.
"Coba katakan berapa umurmu?"
"Tentu 22 tahun, umur kita sama."
"Coba kau perhatikan penampilanku bagaimana?"
"Mengapa kau tampak tua dalam beberapa hari, dan pakaianmu seperti Ajussi"
Pengacara Koh menjelaskan karena umurnya sudah 41 tahun sekarang.
"Anak-anak yang memanggimu ayah tadi adalah putra-putramu yang paling kaucintai. Kau sudah menikah dan punya 3 anak."
Lee Yeong Guk bingung, ia menikah dengan siapa. Pengacara Koh berkata istri Lee Yeong Guk sudah meninggal.
Ia lalu menanyakan ayahnya. Pengacara Koh mengatakan ayah Presdir sudah meninggal tak lama setelah Lee Yeong Guk menikah. Lee Yeong Guk menangis tersedu-sedu. Ia merasa sebagai anak brengsek yang belum bisa berbakti pada ayahnya. Ia mungkin kini merasa tiba-tiba menjadi yatim piatu tanpa ibu dan ayah.
Malam hari Lee Yeong Guk ke halaman melihat pohon, pohon yang menjadi pohon kenangan dengan Guru Park. Ternyata rupanya itu pohon yang ia tanam bersama ayahnya. Ia mengenang ayahnya, tetapi sekarang pohon itu sudah tumbuh tinggi.
Guru Park ke halaman, ia melihat Presdir di depan pohon "mereka". Ia menghampiri Presdir. Ia mengira Presdir mulai teringat sesuatu.
"Nuna(Kakak), kau siapa?"
"Saya Guru Park. Park Dandan."
"Oh, tutor anak-anak. Kakak Guru Park."
"Apa Anda ingat mengikatkan sapu tangan di pohon itu?"
Tetapi Lee Yeong Guk belum ingat apa-apa. Dan ia frustasi karena ditanya-tanya orang ingat atau tidak. Ia kesal dan membentak Guru Park.
Park Dandan kembali ke kamarnya dengan menangis. Tetapi ia merasa ia harus tetap bersyukur, karena Presdir selamat dan telah kembali lagi ke rumah.
Bong Jun Oh seperti biasanya sehari-hari mampir ke mini market terdekat, tempat Mirim bekerja. Mirim lalu memberinya sekresek makanan tambahan termasuk ayam, salad, dan susu.
"Kau sehari-hari hanya makan gimbap, kau harus makan makanan beraneka ragam."
Bong Jun Oh pun lalu mengajak Mirim makan bersama. Mereka makan di rooftop loteng tempat Bong Jun Oh tinggal. Mereka memandang ke arah kota Seoul yang gemerlap di malam hari. Mirim dengan Bong Jun Oh yang bisa tinggal sendiri.
Jo Sarah kembali minum-minum di rumah makan langganannya. Ia memanggil Cha Geon yang lewat. Ia menyebut Cha Geon sebagai "Paman Boneka Beruang", karena imut katanya. Sedangkan Cha Geon menyebutnya "Gadis Malam Pantai Sokcho."
Jo Sarah kembali curhat ia merasa lega melepas cintanya, tetapi hatinya berlubang. Sakit ketika ada angin masuk. Cha Geon berkata kelak akan ada pria yang menambal lubang itu. Ehm...
Pagi hari Madam Wang cemas. Karena seingatnya, Lee Yeong Guk 22 tahun itu Lee Yeong Guk yang paling mengerikan dan menyebalkan. π Dan benar saja pagi-pagi Lee Yeong Guk datang ke kamarnya. Ia berkata bahwa ia akan pergi ke dokter. Dan sepulang dari dokter ia ingin ahjumma Wang sudah enyah dari rumahnya.
Gi Ja bermaksud kembali menemui temannya Wang Daeran (Madam Wang) di kediaman Lee. Daeran masih di luar rumah, Gija menunggu di kamarnya. Ia tahu kepingan emas ada di brankas Wang Daeran, ia tak mau pulang dengan tangan hampa. Paling tidak karena ibu Wang Daeran membawa uang deposit ibunya dahulu. Ia penasaran melihat-lihat brankas itu. Terlihat angka yang pudar di 3,6,9. Ia iseng memijit-mijit seperti angka di permainan tradisional 3-6-9, 3-6-9. Ternyata terbuka! Gija tergoda, ia pun mengosongkan isi brankas itu!
Park Dandan mengumpulkan anak-anak. Ia ingin anak-anak tidak bersedih, melainkan harus mendukung agar ayah mereka cepat pulih kembali ingatannya.
Lalu dari bawah terdengar Presdir Lee memanggil
"Lee Jenny, Lee Sechan, Lee Sejong!"
Lee Yeong Guk sepulang dari rumah sakit mengumpulkan anak-anak. Ia berkata jujur ia tidak ingat, tetapi bagaimana pun ia akan bertanggung jawab dan berhubungan baik dengan anak-anak. Ia lalu mengajak mereka bermain game dan mengajari mereka game 3-6-9, 3-6-9. Anak-anak pun bersemangat π. Park Dandan akhirnya bisa tersenyum kembali, melihat Presdir 22 tahun yang lucu, bersemangat dan pintar bermain game. (Beda banget sama Presdir yang 41 tahun hihihi)
Madam Wang pulang, ia takjub mendengar suasana rumah yang ceria. Lee Yeong Guk kesal melihat Ahjumma. Ia menyuruh Guru Park membawa anak-anak kembali ke atas. Lee Yeong Guk tak ragu menyuruh Ahjumma Wang segera pergi. Ia malah sudah membantu mengepak kopernyaπ
. Madam Wang tak bisa melawan Lee Yeong Guk. Saat akan mengemas isi brankasnya ia kaget, brankas telah kosong!
Ia mendengar tadi Lee Yeong Guk bermain game 3-6-9 3-6-9. Ia mengira Lee Yeong Guk tahu passwordnya dan mengambil isi brankasnya. Madam Wang minta Lee Yeong Guk mengembalikan barang-barangnya. Tentu saja Lee Yeong Guk tak tahu menahu, karena ia tak mengusiknya. Usaha Lee Yeong Guk mengusir Ahjumma Wang pun gagal karena tak enak pada anak-anak.
Madam Wang berpikir bagaimana agar ia masih bisa bertahan. Ia mendapat ide lalu pergi mencari Manajer Jo.
Gi Ja membawa semua isi brankas Wang Daeran ke rumahnya. Ia merasa takut karena mencuri, tetapi sudah telanjur terjadi. Begitu melihat Wang Daeran datang ke rumahnya ia panik, ia merasa ketahuan. Di rumahnya Wang Daeran curhat marah-marah karena Lee Yeong Guk yang lupa ingatan, ingin mengusirnya bahkan mengambil isi brankasnya. Gija merasa terselamatkan karena tidak dicurigai sebagai pencurinya. Madam Wang meminta Manajer Jo kembali menyelamatkannya
"Jadilah menantuku, bukankan kau mencintai Lee Yeong Guk?"
Gija tak ingin anaknya kembali terluka gegara Presdir Lee. Namun bagi Jo Sarah ini kesempatan emas keduanya untuk menjadi nyonya rumah Kediaman Lee (Nooo!).
(Bersambung...)
Komentar
Ada kemungkinan karena trauma yang mengenai memorinya, Presdir yang akhir-akhir ini di bawah sadarnya "menolak tua", memori saat ininya bersembunyi, memori mudalah yang muncul. Bukankah keinginannya seperti muda kembali kesampean beneran?
Presdir imut dan asyik banget waktu muda ternyata ππ. Cuma jadinya ini urusan sama Jo Sarah bakal g kelar-kelar ya fam...mana 52 episode lagi π
π
No comments:
Post a Comment
Silakan tulis komennya di sini ya...