January 29, 2022

Sinopsis Through The Darkness Episode 4

Yun Tae Gu sampai di lokasi Song Ha Yeong. Song Ha Yeong yakin bahwa di rumah itulah pelaku tinggal. Mereka berdua mengintai rumah itu. Begitu lampu padam mereka berdua menyergap masuk. 

Ternyata pelaku tak di tempat. Lampu padam hanya karena neon yang rusak. (Pdhl udh tegang aku 😅). Meski perabot sederhana rumah itu rapi seperti analisis Song Ha Yeong. Lemari es kulkas itu pun ternyata cocok dengan model yang mereka cari. Mereka pun menemukan senjata/pisau yang tersimpan bersih, juga jepit rambut anak perempuan.

Tangan Song Ha Yeong bergetar emosi memegang jepit itu.

Yun Tae Gu, Nam Il Yeong (Brigadir Nam, anak buah Yun Tae Gu), dan Song Ha Yeong mengintai rumah itu dari dalam mobil, menunggu pelaku pulang. Kecuali seekor kucing yang mengagetkan mereka, tak ada pelaku atau siapapun yang datang. Pagi hari mereka bertiga disapa(dibangunkan) oleh seorang ahjumma. Ternyata Ibu itu orang yang menyewakan rumah pada pria yang bernama Cho Hyeon Gil. Namun sudah beberapa lama Cho Hyeon Gil tak bisa dikontak.

Polisi pun bergerak menggeledah tempat tinggal tersangka, mengamankan barang bukti, dan memeriksa TKP. Song Ha Yeong merasa sisa potongan jenazah korban yang belum ditemukan pasti ada di sekitar tempat tinggalnya.

Polisi dikerahkan melakukan pencarian di sekitar tempat tinggal tersangka. Di selokan seorang pertugas menemukan potongan potongan jari, namun hanya 8. Polisi pun dikerahkan menyusuri selokan melakukan pencarian. Sampai ke akhir aliran air. Awalnya Song Ha Yeong yakin pasti akan menemukan semua potongan jari itu, namun sekeras apapun mereka mencari hasilnya nihil. Song Ha Yeong begitu kecewa.

Polisi pun sudah memastikan identitas tersangka yang mereka cari. Bahkan penyewa rumah pernah melihat Cho Hyeon Gil beserta seorang anak perempuan. Yun Tae Gu melapor kepada Direktur Baek. Bahwa tersangka berusia 40 tahun, dan pernah dihukum karena menganiaya seorang anak berusia 4 tahun. Dia baru dibebaskan bulan Maret tahun yang sama.

Yun Tae Gu dan tim berusaha melacak tersangka. Ia ternyata pernah bekerja di Toko Daging. Untungnya dia pernah dibayar dengan cek.

Ada keanehan dari hasil olah TKP yang dilakukan forensik tentang sidik jari. Hanya ada 3 sidik jari dalam senjata yang ditemukan. Tanpa jari tengah dan jari manis. Song Ha Yeong memperkirakan jika bukan karena cara memegang barangnya yang unik, tersangka mungkin kehilangan jarinya.

Nam Il Yeong mendatangani bank dan cek yang mereka incar ternyata pernah dibelanjakan di sebuah mini market. Yun Tae Gu dan Nam Il Yeong mengecek ke mini market, dan diterima oleh manajer toko. Pegawai toko ingat bahwa ia pernah menerima cek, namun tak memperhatikan wajah pembelinya. Mereka pun mengecek rekaman CCTV. Dan menemukan rekaman saat tersangka membelanjakan ceknya. 

Di waktu yang bersamaan Cho Hyeon Gil datang belanja lagi ke mini market tersebut, dilayani oleh manajer toko. Ternyata ia memang kehilangan 2 jarinya. Begitu masuk ruang CCTV manajer toko baru menyadari orang yang barusan berbelanja, sama dengan orang yang dicari Yun Tae Gu.

Nam Il Yeong langsung berlari keluar mengejar orang itu. 
"Cho Hyeon Gil", panggilnya.
Begitu mendengar namanya dipanggil orang tak dikenal, ia lari. Nam Il Yeong dan Yun Tae Gu mengejarnya sepanjang gang-gang di area itu. Untungnya ia sempat tertabrak mobil, Yun Tae Gu pun berhasil menangkapnya.

Mereka membawa tersangka ke ruang interogasi. Yun Tae Gu sendiri yang langsung menginterogasinya.
Yun Tae Gu begitu emosi. Namun Cho Hyeon Gil mengaku awalnya ia hanya berniat meminta uang tebusan dari orang tua si anak.

Pada saat bersamaan Kuk Yeong Su meminta pada hyeongnimnya Kabag Heo, agar timnya diberi kesempatan untuk ikut menanyai tersangka juga. Akhirnya ia berjanji akan memberi kesempatan pada tim analisis sebelum tersangka diserahkan ke kejaksaan.

Yun Tae Gu membuat laporan dengan perasaan sedih. Karena Cho Hyeon Gil bahkan sempat memperkosa anak kecil itu.

Song Ha Yeong dan Kuk Yeong So akhirnya mendapatkan kesempatan untuk mewawancarai tersangka. Yun Tae Gu dan Heo Gil Pyo pun hadir di sana. Memang ada bedanya antara pertanyaan analis dan penyidik. Analis lebih bertanya mengenai alasan atau pemikiran pelaku.
Heo Gil Pyo selalu marah ingin menghajar begitu melihat si pembunuh.
Kuk Yeong So harus mengamankan rekannya itu. 
"Aku juga punya anak 6 tahun. Hatiku juga sakit."
Tetapi Song Ha Yeong dan Kuk Yeong Su memang pandai menyembunyikan reaksi mereka untuk menggali dari tersangka.
Song Ha Yeong menanyakan kondisi jari tangan Cho Hyeon Gil. Ia mengaku pernah kecelakaan kerja di area konstruksi.
"Mengapa tak disambung lagi?" Ha Yeong mencoba empati
Choi Hyeon Gil berkata sulit mencari potongan yang terbang di area konstruksi. Karena cacat itu ia merasa minder. 
"Wanita juga menjauhimu, ya?", tebak Kuk Yeong Su.
"Tapi anak-anak tidak ya. Mereka tidak mempermasalahkan kau punya jari atau tidak", pancing Song Ha Yeong.
"Ya. Karena anak pada dasarnya baik hati," jawab Cho Hyeon Gil.
Hati Kuk Yeong Su mendidih.
"Lalu kau menghilangkan 2 jari Lee Su Yeon, supaya serupa denganmu?" Sambung Ha Yeong. Ha Yeong akhirnya pasrah, dua jari Su Yeon tak mungkin ditemukan lagi.

Kuk Yeong Su kumpul bersama tim analisis. Dia minum sampai mabuk,  karena hatinya masih sakit mengingat wawancara tadi. Song Ha Yeong khawatir pada Kuk Yeong Su. Ia menitipkan atasannya pada si junior, untuk mengantarnya pulang. Song Ha Yeong undur diri. Dia memilih menghilangkan kesedihannya dengan membeli bunga untuk mendiang Lee Su Yeon, dan menaruhnya di depan pintu apartemen orang tuanya.

Ha Yeong lalu pulang. Ibunya mengkhawatirkannya.
"Kasus anak perempuan itu, kasusmu, kan? Kau tak apa-apa?"
"Aku tak apa-apa."
Ibunya memberikan beberapa bungkus camilan coklat. 
"Kulihat persediaanmu sudah habis."
"Tak perlu mengkhawatirkanku, aku sudah dewasa."
Ibunya cemas justru karena Ha Yeong dewasa, saat kecil Ha Yeong masih bisa menangis di pelukannya.

Kuk Yeong Su yang mabuk akhirnya malah menolak diantar Jeong Wu Ju. Dia bersikeras pulang jalan kaki sendiri. (Ini Si Junior lagi, omongan bos mabuk kok didenger). Heo Gil Pyo menelepon Kuk Yeong Su, dia mengkhawatirkan temannya yang pulang dengan mabuk. Kuk Yeong Su meminta Heo Gil Pyo menyediakan meja, AC, dan heater untuk kelengkapan ruangan tim analis. 
Di tengah jalan sambil berjalan oleng, dia tak sengaja menubruk seseorang. Ternyata orang yang dia tabrak orang jahat, sebut saja si-X. Si-X tak terima dan mengeluarkan belati di belakangnya. Pada saat yang bersamaan Kuk Yeong Su marah teringat si pembunuh mutilasi
"Anak perempuan jadi target karena ia baik hati. Untuk apa aku jadi polisi!"
sambil membanting ID (name tag) polisinya. Si-X akhirnya lebih tertarik pada name tag seorang polisi, dia memungutnya.

Pagi harinya Kuk Yeong Su sudah segar datang ke kantor. Dia menyombong pada Hae Gil Pyo bahwa dia tak masalah urusan pulang ke rumah. Dia pun masih ingat permintaan kepada Heo Gil Pyo. AC, meja dan heater untuk musim dingin.
Kuk Yeong Su dengan semangat memberi tahu Song Ha Yeong bahwa tim mereka akan diberi meja, AC dan heater.
"Mengapa kau tak minta kita dipindahkan ke gedung utama?" Ha Yeong sempat heran.
"Apa batalkan saja permintaan itu?"
"Tidak usah." kata Ha Yeong.
"Kau juga sudah merasa betah di sini, kan?"
(Hihihi memang cocok untuk Oppa di sini, terpencil, gelap, kesannya misterius gitu hihihi)
Saat membuka dompet Kuk Yeong Su baru sadar name tagnya hilang. Dia baru ingat semalam membanting IDnya.

Perilaku si-X ini rupanya mengerikan, di suatu tempat di pinggir sungai, ia menghajar seekor anjing putih dengan martil besar. Dia lalu mencuci martilnya yang berlumuran darah di sungai.

Tim analisis makan siang bersama di luar. Si Junior masih harus di-briefing mengenai dasar kerja tim analisis perilaku pelaku kriminal. Mereka melihat Yun Tae Gu dan Nam Il Yeong masuk juga ke restoran itu. Mereka lalu ber-5 duduk satu meja. 
Yun Tae Gu melihat tim analisis bersemangat.
"Kami juga tidak ingin orang menganggap kami bekerja atas dasar ketertarikan semata, bahwa kami juga punya rasa tanggung jawab," kata Ha Yeong.
Ia ingin menjawab tuduhan/keraguan Yun Tae Gu pada timnya.
Kuk Yeong Su berkata ia khawatir akan datang kasus yang lebih mengerikan nantinya. Sehingga mereka mesti bersiap. Ia menceritakan bahwa kasus berikutnya yang ingin diungkap bersama timnya adalah kasus pembunuhan berantai Daesung yang selama beberapa tahun belum terungkap.
"Ada kasus yang tidak bisa kita ungkap dengan cara penyidikan konvensional." jelasnya. 
"Semua polisi pasti ingin bisa mengungkap kasus Daesung itu", tambah Kuk Yeong Su.

Song Ha Yeong pergi ke ruang arsip. Dia mencari arsip kasus pembunuhan berantai itu. Dia meng-copy dokumen. Di ruangan tim analisis dia menempelkan foto/gambar temuan kasus itu di papan. Dia sudah bersiap memulai projek ini.

Kuk Yeong Su pergi membuat pas foto baru untuk membuat ID baru. Di suatu tempat Si-X pun dengan berbaju resmi membuat pas foto. Dia lalu dengan hati-hati mencopot foto Kuk Yeong Su dari ID yang ia temukan, dan menggantinya dengan foto dirinya. Si-X sudah punya ID aspal polisi!
Di malam yang cukup larut, seorang wanita muda pulang sendirian menuju rumahnya. Dia merasa diikuti seorang pria. Rupanya Si-X.
"Tidak perlu takut...aku polisi.", kata Si X sambil mengeluarkan ID dan lencana palsunya. 
"Berbahaya perempuan pulang terlalu malam. Bagaimana kalau saya antar", lanjutnya.

(bersambung...)

< Sinopsis Episode 3            List Sinopsis            Sinopsis Episode 5


No comments:

Post a Comment

Silakan tulis komennya di sini ya...

Free Translation
Related Posts with Thumbnails