January 27, 2022

Sinopsis Through The Darkness Episode 3

Mei 2000
Hari itu di SMPA (Badan Kepolisian Metropolitan Seoul) kedatangan pegawai baru, Jeong Wu Ju. Dia berkata melamar menjadi analis statistik untuk Tim Analisis Perilaku Pelaku Kriminal, dan mencari ruang kerja timnya. Namun banyak orang di SMPA tidak mengetahui keberadaan tim itu. Rupanya Tim Song Ha Yeong di tempatkan di basemen kantor. Meski belum dikenal dan tak mendapat ruang yang nyaman, Song Ha Yeong dan atasannya Kuk Yeong Seo tampak sibuk, mereka tak bisa melayani anak baru.

Sebuah keluarga mendatangani polsek Changeui. Mereka menanyakan perkembangan putri mereka yang hilang, Lee Su Yeon, karena sudah seminggu lebih sejak putrinya hilang. Menurut petugas setempat, data putrinya sudah masuk ke sistem. Petugas membujuk ibundanya pulang, cukup menanti kabar di rumah.

Song Ha Yeong dan Kuk Yeong Su pergi ke penjara terpencil di luar kota. Agenda mereka ternyata mewawancarai pelaku kriminal, Jang Deuk Ho yang memutilasi mayat korbannya, menjadi 23 bagian. Namun Jang Deuk Ho berkata total ada 24 potong. Karena 1 potong lagi, lidahnya dia kunyah! 😨😨 Mereka berdua memang harus menguatkan mental menemui pembunuh keji tanpa penyesalan itu. Song Ha Yeong pun merasa perlu pergi ke gereja lagi dan mendadak tak nafsu makan.
Mereka berdua kemudian menyegarkan diri di pemandian, sampai melupakan anak baru!

Mei, 2000.
Siang hari, seorang ibu tua pemulung sampah menyusuri suatu gang di Changeui-dong. Saat mencari sampah, dia menemukan bungkusan plastik hitam dan tiba-tiba berteriak saat mengetahui isinya.

Polisi dan warga berdatangan ke area itu, polisi segera menarik garis polisi dan memeriksa TKP.

Di SMPA diadakan rapat mendadak "Kasus Pembunuhan dan Mutilasi Anak" dipimpin oleh Inspektur Wanita Yun Tae Gu,  ketua tim 2 dari grup 1 unit kriminal khusus. Yun Tae Gu melaporkan seorang pemulung menemukan potongan anggota tubuh seorang anak perempuan, Lee Su Yeon yang dilaporkan hilang tanggal 20 Mei 😭. Baru 8 potongan anggota tubuh kaki dan tangan yang ditemukan nenek pemulung itu. Polisi hari itu juga dikerahkan untuk mencari sisa tubuh korban yang lain. Beberapa potongan tubuh pun ditemukan di sekitar area, termasuk badan dan kepala. Polisi memberitahu pada keluarga korban berita duka menyayat ini. Keluarga pun dibawa untuk mengkonfirmasi jenazah yang ditemukan. 

Kasus ini langsung menggemparkan khalayak ramai keesokan harinya. Media tampak sibuk meliput kasus ini. Pegawai baru, Jeong Wu Ju pagi-pagi sudah tiba di ruangan. Song Ha Yeong tampak apatis sambil mengamati media memberitakan pelakunya orang yang sakit ingatan/gila. Akhirnya ia menyapa junior barunya.
"Mengapa kau memilih bergabung di sini?"
"Karena keren. Dari namanya "Tim Analisis Perilaku Pelaku Kriminal" saja sudah keren. Di bawah divisi kriminal, dan aku adalah analis statistiknya!" kata anak baru itu bangga.
"Kau tahu tentang si buta yang berjalan membawa pelita di malam hari?"
Song Ha Yeong berusaha memberitahukan makna/filosofi tim pada junior baru.
"Orang bertanya untuk apa yang tak melihat membawa pelita. Namun, pelita itu bukan untuknya tetapi untuk menerangi jalannya orang lain. Bekerja lah dengan dasar pemikiran seperti itu."

Kasus mutilasi anak perempuan ini menggugah tim analisis perilaku kriminal untuk ikut ambil bagian. Kuk Yeong Su protes kepada sahabatnya Kabag Heo mengapa timnya tidak diikutkan dalam kasus ini. Bagaimana pun mereka ini satu divisi kriminal. Dia bahkan sempat protes bahwa mereka hanya diberi bekas ruang penyimpanan di basement. Ia berkata bahwa timnya sedang mewawancarai pelaku mutilasi 6 tahun lalu.

Kuk Yeong Su dan Song Ha Yeong menemui Yun Tae Gu langsung. Song Ha Yeong pernah mengenal Yun Tae Gu saat sama-sama di Kepolisian Jungbu (sebelum Song Ha Yeong didepak ke Dongbu).
Song Ha Yeong menjelaskan bahwa sekarang pekerjaannya  mendatangi pelaku kriminal untuk memahami perilaku mereka. Salah satu tujuannya mencegah kejahatan.

Sayangnya Yun Tae Gu belum-belum sudah berprasangka negatif. Ia bersikap sinis pada Ha Yeong. 
"Mengapa kau begitu menentang?" tembak Ha Yeong.
Yun Tae Gu merasa wewenangnya diganggu,
"Kami cukup mempunyai para penyidik yang kompeten."
Ia pun menolak bantuan apalagi membagikan informasi.

Song Ha Yeong minta maaf pada atasannya, harusnya ia tak ikut menemui Yun Tae Gu. (Hayo ada apa Oppa, aku jadi kepo 😄😄) Namun Kuk Yeong Su tak menyerah bagitu saja. Kasus mutilasi memang Kasus yang tengah mereka analisis. Dia menyuruh anak baru mengumpulkan semua data yang ada di media. Dia lalu menemui kabag forensik sekarang (dahulu mungkin anak buahnya) dan menggali informasi. Katanya saat ditemukan mayatnya masih beku. Kuk Yrong Su meminta foto-foto kasus Changeui-dong secara diam-diam. (Banyak yang mengira karena suatu hal Kuk Yeong Su diturunkan jabatannya, karena masuk tim ga jelas hihihi)
 
Song Ha Yeong masih penasaran alasan mengapa pelaku kriminal melakukan tega memutilasi jenazah korban. Apa alasannya? Jika ingin membuang mayat mengapa dibuang di tempat yang dekat? Dia kembali ke penjara menemui narapidana pemutilasi korban, Jang Deuk Ho.
Dia menanyakan apa ia menyesal 
"Untuk apa aku menyesali hal yang sudah terjadi?"
Tetapi lalu ia berkata ia tetap manusia ada kala ia menyesal.
Oh ya Jang Deuk Ho malah tertarik pada Song Ha Yeong. Ia mengomentari tatapan mata Ha Yeong yang kosong.
"Kau bisa menjadi monster jika tak hati-hati!"
Song Ha Yeong menanyakan alasan mengapa ia melakukan hal mengerikan.
"Jenazah sebesar itu bagaimana aku bisa membawanya?" Katanya simpel.
Dia berkata hal mengerikan itu saat menggergajinya 😭😭 memakan waktu dan susah.
Song Ha Yeong tak mudah percaya, jika itu hanya untuk mempermudah memindahkan mayat korban, mengapa ia memotong kedua bibir dan hidung korban.
Terpidana Jang tak mau menjawab, dia hanya berkata Song Ha Yeong benar 50%.

Dari hasil foto-foto yang dibawa Kuk Yeong So, data wawancara dan data media timnya bertiga bisa mulai menganalisa kasus ini dan mencari petunjuk mengenai pelakunya. Beda dari tim Yun Tae Gu, Tim Ha Yeong langsung mencoret kemungkinan pelakunya orang gila. Mereka juga tahu bahwa mayat dibekukan sebelum dipotong. Dari bukti-bukti yang ada mereka dengan cepat menyimpulkan bahwa pelakunya pemilik toko daging atau pegawai toko daging yang melayani pelanggan atau bekas pegawai yang sekarang tengah menganggur.

Kuk Yeong Su dan tim membawa Kabag Heo rapat di luar, mereka membicarakan bahwa pelaku secermat itu tidak mungkin orang yang hilang akalnya. Yun Tae Gu pun mendengar pembicaraan mereka.Tak lama kemudian Tim Yun Tae Gu pun mendatangi toko-toko daging. Tetapi hasilnya nihil.

26 Juni 2000
Sudah 28 hari sejak kasus ditangani, namun belum penyidik belum punya tanda-tanda petunjuk mengenai pelakunya.
Song Ha Yeong sendiri baru menebak profil pelakunya orang yang bekerja sendiri/singel, rapi, berusia 30-40 tahun, dan tinggal tak jauh dari tempat potongan mayat ditemukan.

Mulai ada gunjingan kepada Yun Tae Gu sebagai ketua tim perempuan. Song Ha Yeong menemui Yun Tae Gu kembali, menawarkan kembali bantuan. Namun mereka malah bertengkar.
"Kami juga tahu tentang tukang daging itu", kata Yun Tae Gu.
Mengenai tawaran bsntuan ia hanya berkomentar,
"Kau bukan membantu, malah merintangi."
"Kau sebenarnya tidak setuju dengan timku, atau aku?" tembak Ha Yeong (pepet aja Oppa hihihi)

Yun Tae Gu dipanggil ke ruang otopsi. Kuk Yeong Su kembali menemukan kesimpulan bahwa ada tanda di badan korban, bahwa jenazahnya dimasukkan ke lemari es tertentu.

Direktur Baek, dan kabag Heo memanggil Yun Tae Gu agar Yun Tae Gu mau mengajak dan memberi kesempatan pada tim analisis perilaku untuk ambil bagian. Mereka akhirnya bekerja sama berbagi tugas mencari model lemari es yang rupanya model lama dan langka.

Di episode ini juga muncul tokoh baru jurnalis perempuan baru dari harian Fact Today, Choi Yun Ji. Dia tampak santai namun dia diam-diam tertarik untuk memberitakan secara ekslusif kasus mutilasi anak. Dia rupanya kenal juga dengan Jeong Wu Ju, si anak baru, analis statistik.

Suatu hari Yun Tae Gu mendapat laporan bahwa ada potongan mayat ditemukan di sebuah penginapan di luar provinsi. Bagian forensik, reserse kriminal berangkat ke lokasi, tim analisis perilaku pun tak ketinggalan.

Reporter Choi rupanya mendapatkan informasi ini, dia melihat petinggi SMPA langsung ada di lokasi. Dia menelepon atasannya dan ingin membuat berita ekslusif karena kebetulan belum terlihat wartawan lain. Song Ha Yeong memergokinya. Dia mengambil hp reporter itu.
"Tidak ada ekslusif!"
Lalu menyerahkan hp itu pada petugas polisi yang berjaga di luar. 

Song Ha Yeong dan Kuk Yeong Su masuk ke TKP. Saksi berkata menemukan bagian tubuh itu karena ada tamu yang mengeluh klosetnya mampet. Song Ha Yeong mengoreksi saksi yang memanggil Yun Tae Gu dengan sebutan Nona (atau mbak mungkin klo di kita), memintanya memanggilnya Ketua Tim Penyidik. (Sejak itu Yun Tae Gu mulai melunak pada Song Ha Yeong)
Tim dari Forensik dan Kuk Yeong Su melihat kejanggalan di TKP.  Kuk Yeong Su mengangkat kasur yang ada di ruangan itu. Ternyata di bawah kasur tersimpan baju anak perempuan yang dilipat dengan rapi.
Akhirnya ada seseorang yang pernah melihat pelaku, saksi berkata seorang pria yang kira-kira berumur 40 tahun.

Sejak seorang saksi ditemukan, Yun Tae Gu memerlukan lebih banyak personel dan meminta pada atasannya Kabag Heo. Heo Gil Pyo meminta Yun Tae Gu mengajak tim analisis, karena kemungkinan tim itu bisa dibubarkan akhir tahun,  jika tidak bisa menunjukkan hasil. Heo Gil Pyo menjamin bahwa tim analisis juga bekerja sungguh-sungguh seperti mereka.

Song Ha Yeong mengusulkan pada Kuk Yeong Su, agar tim mereka membuat laporan resmi dan mempresentasikan kemajuan tim analisis mereka.
Song Ha Yeong sendiri yang akhirnya menulis laporan dari kesimpulan rapat-rapat tim mereka. Dia menyimpulkan profil pelaku sesuai analisis dari timnya.
Pelaku berusia 30-40, pernah dipidana kasus kecil seperti mencuri, putus sekolah atau lulusan SMA, lajang/tinggal sendiri, tinggal tak jauh dari lokasi pembuangan mayat, berkarakter rapi serta punya kecenderungan seksual kompleks seperti terhadap anak. 

Divisi kriminal sendiri masih asing terhadap laporan profil seperti itu, apalagi dengan referensi dari barat. Mereka mengizinkan tim bergerak asal tak resmi. Tim Yun Tae Gu dan Kuk Yeong Su bergerak bersama meminta daftar mantan narapidana yang tinggal di area Changeui yang sesuai profil Song Ha Yeong buat. Mereka mendatangi mantan narapidana ke rumahnya, mengecek alibi dan jenis kulkasnya, tapi hasilnya nihil.

Song Ha Yeong tak habis pikir jika profilnya meleset. Juniornya mengusulkan pendekatan lain. Yaitu dimulai dari mencari daftar pria usia 30-40 yang tinggal sendiri. Meski terlihat mustahil, mereka bertekad mencobanya. Ternyata bawahan Yun Tae Gu menemukan ada 4 eks narapidana lagi, yang rupanya tak muncul di daftar pertama karena belum lama dibebaskan. Mereka berempat menyebar ke alamat 4 eks narapidana itu.

Song Ha Yeong menuju suatu alamat yang rupanya cukup terpencil dari sekitarnya. Meski terpencil jaraknya tidak jauh untuk berjalan kaki ke tempat diketemukannya potongan mayat. Luarnya juga tampak rapi. Firasatnya mengatakan itulah rumah pelaku. Ia lalu menelepon Yun Tae Gu.
"Aku menemukannya."
"Tunggu aku!" Yun Tae Gu langsung memacu mobilnya.
Sementara Song Ha Yeong terus mengintai mendekati rumah itu...

(Bersambung...)

< Episode 2            Preview            Episode 4>    

No comments:

Post a Comment

Silakan tulis komennya di sini ya...

Free Translation
Related Posts with Thumbnails