January 13, 2010

Pemberontakan Mishil 4 (Queen Seon Deok ep. 49)

Mishil meregangkan busur panahnya ke arah Deokman. Semua terkejut Hanya Deokman yang tersenyum menantang. Mishil kehilangan kesabaran. Anak panah itu lepas tepat mengenai dada tengah Deokman. Deokman terhuyung mundur dan pingsan. Semua yang melihat syok. Namun Deokman segera siuman, dia bangun dan mencabut anak panah di dadanya. Semua keheranan. Deokman melepaskan sesuatu yang berkalung di lehernya.

Kim Yu Shin dan para hwarang menangani In Gan Jeong (istana raja jinpyeong). Mereka bermaksud membebaskan raja dari penguasaan Mishil.

Ternyata anak panah Mishil tepat mengenai belati Raja Jinheung Se Yeok Do yang dikalungkan di leher deokman. Ratu Maya mengenalinya, itu Se Yeok Do yang dulu berhasil menyelamatkan nyawanya juga. Deokman mengacungkan Se Yeok Do ke atas sambil menatap Mishil dengan tatapan kemenagan. Mishil kesal dan mengenali itu belati raja Jinheung.

Mishil mendapatkan laporan bahwa kubu deokman berhasl melumpuhkan pasukan mereka di In Gan Jeong. Seolwon meminta Mishil untuk segera mundur dan juga memerintahkan anak buahnya menghabisi deokman dan pengikutnya. Al cheon berteriak.
Tiba-tiba muncul pasukan pemanah Yeomjong datang menolong. Pasukan itu dikomando oleh Bidam. Beberapa orang membuka gerbang dan memberi jalan untuk Bidam.
Bidam mendekati putri dan berkata
“Jika kau membahayakan nyawamu lagi, lain kali aku tak akan menolongmu”.
Deokman mengerti.
(Tuh Deokman makanya jangan bandel ntar dimarahin pacar)

Mishil dikawal oleh Chilsook keluar dari tempat sidang menuju ruangan rahasianya. Mishil mencari suatu dokumen penting dan tak berhasil menemukannya. Chilsook teringant Sohwa dan mencurigainya. Tapi kemudian Chilsook berkata kepada Seju Mishil bahwa tidak ada waktu lagi.
Pengikutnya Mishil berusaha mencari jalan teraman untuk keluar dari istana. Tapi mishil berkata tegas akan melawan.
“Kita akan keluar melalui gerbang utama!”
Kubu Deokman tak percaya bahwa Mishil akan mengerahkan kekuatannya ke gerbang utama, dia memerintahkan pasukan Jujin untuk membantu mencegat Mishil. Pasukan Kim Seoh Yun tak berhasil menahan pasukan Mishil yang dipimpin oleh Seolwon. Mishil berhasil keluar istana.
Deokman terperanjat dan minta pasukannya untuk mengejar Mishil. Deokman tidak mau jika nanti terjadi perang saudara.

Seolwon berkata pada Sejong untuk bersiap terhadap terjadinya Perang Saudara. Mishil telah menyiapkan rencana darurat dan menghubungi komandan benteng Daeya untuk siap-siap menerima mereka.

Sekarang di Shilla ada dua kubu. Kubu Deokman yang bermarkas di Sorabol dan Kubu Mishil yang bermarkas di Benteng Daeya. Benteng Daeya terkenal dengan benteng yang kuat dan dekat dengan perbatasan Baekje.

Putri deokman dan para pengikutnya di istana rupaya kewalahan sepeninggalan Mishil. Banyak hal-hal dan pekerjaan di istana seperti kementrian pertahanan (SeolWon) yang biasa ditangani kubu Mishil seperti anak buah yang kehilangan pemimpinnya. Orang kepercayaan dan pengaruh Mishil rupanya telah luas di istana dan Shilla sendiri.
Mishil cukup percaya diri bermarkas di benteng Daeya. Benteng itu benteng yang cukup kuat dan bisa menyediakan persediaan makanan sampai selama 1 tahun.

Bidam tak pernah diajak rapat di istana oleh Deokman karena dia tidak punya posisi di pemerintahan /istana. (Kim Yu Shin.Pung Wol Ju/komandan Hwarang, Alcheon pengawal istana/putri, Ayah kim yu shin di kementrian pertahanan, Kim Yong Chun biasa menangani adminstrasi pemerintahan). Bidam di sebuah ruangan dengan Yeom jeong membaca sesuatu dengan bosan. Yeom Jong menyuruh Bidam untuk meminta jabatan kepada putri. Bidam berkata bahwa dia selama ini selalu dimintai langsung untuk tugas rahasia. Yeom Jong berkata Bidam yang tidak punya basis kekuatan.
Tiba-tiba Deokman putri masuk. Dia memberi perintah kepada Bidam untuk secara rahasia pergi ke Benteng Daeya untuk mengawasi keadaan. Bidam lega putri masih mempercayainya
Bidam keluar ruangan dengan sumringah.
“Putri memberi tugas kepadaku dan percaya padaku”, Bidam berlagak pamer Yeomjong. Tapi Yeomjong menganggap Bidam hanya orang suruhan.
“Kamu terlalu lama bersama Munno dan tidak tau cara membangun kekuatan sosial”

Alcheon melaporkan bahwa istana telah kehilangan kiriman pasokan senjata yang dikirim dari Jepang. Pengiriman senjata itu biasanya dikelola oleh Seolwon. Dan bisa ditebak pasokan senjata itu tentunya dikirim ke Benteng Daeya.

Deokman duduk memikirkan sesuati, dia teringat Sohwa pernah memperlihatkan dokumen penting tentang Mishil. Dokumen itu merupakan perintah Raja Jinheung yang diberikan kepada Seolwon untuk membunuh Mishil. Terlintas dipikiran deokman untuk menggunakan surat perintah itu untuk mengakhiri semuanya.
Bidam datang menemui Deokman. Dia melihat Deokman gundah memikirkan sesuatu.
“Apa ada yang menganggu pikiran putri?”
“Bukan apa-apa”
“Jika ada yang bisa aku bantu lakukan..meskipun mungkin tidak membantu banyak..”, Bidam berkata ragu.
Putri melanjutkan bahwa sekarang sesuatu berjalan tidak semestinya. Jika keadaan telah stabil dia akan memberikan Bidam jabatan penting.
Deokman percaya kepada kemampuan jaringan rahasia Bidam dan Yeomjong. Jika keadaan telah memungkinkan putri akan meresmikannya, karena dia yakin hanya Bidam yang paling mampu untuk jabatan itu.
Bidam tersenyum lebar begitu senangnya (giginya yang putih keliatan semuanya). Deokman tersenyum melihat tingkah Bidam yang seperti anak-anak.
“Apa kamu benar-benar senang?”
“Ini karena putri mempercayai kemampuan saya”.
Putri memberi perintah kepada Bidam untuk mengambil kotak yang berisi surat yang dikubur di dekat pohon di luar istana dan membawanya secara rahasia.

Bidam menggali sebuah lubang dan menemukan sebuah kotak. Bidam tampak puas dan senang. Dengan semangat dia membawa kotak itu. Tiba-tiba dia penasaran akan isi kotak itu dan menemukan amplop surat didalamnya. Bidam mengenali amplop itu. Amplop yang pernah dipegang Sohwa dengan erat dan tak mau dilepaskannya. Bidam membuka dan membaca surat. Bidam terhentak tangannya bergetar dan jatuh terduduk. (dokumen printah membunuh Mishil, sepertinya Bidam sudah tau Mishil itu ibu kandungnya). Bidam terdiam lama di bawah pohon badannya masih gemetar tatapannya kosong.


Malam itu Bidam tidak pulang memenuhi perintah Deokman. Dia malah pergi ke benteng daeya. Dengan menyusup dan menggunakan keahlian bela dirinya dia berhasil masuk ke ruangan Mishil. Bidam mengarahkan pedangnya ke leher Mishil. Mishil hanya tersenyum dan menanyakan maksud kedatangan Bidam.
“Apakah kau kesini karena Deokman ingin kau membunuhku atau kau bermaksud membunuhku karena ingin berjasa?”, ucap Mishil tenang.
Apa maksudmu?, ujar Bidam sambil merogoh sakunya (Bidam ingin bertanya tentang surat perintah raja Jinheung). Tapi urung dilakukannya. Bidam mengalihkan pertanyaannya dia tanya alasan Mishil waktu memintanya Yeom Jeong membawanya keluar kota.
“Kau jadi penghalang”, ujar Mishil tenang.
Bidam tersinggung. Dia merasa mishil selalu meyingkirkan dia karena menjadi penghalang cita2 Mishil. “Itu jika kau berpikiran seperti itu”, Ujar Mishil (mungkin sebagai ibu Mishil sebenernya punya alasan lain). Bidam heran jika dia adalah batu sandungan kenapa Mishil tak membunuhnya saja.
“Itu suatu kesalahan”.
Bidam marah mendengar kata kesalahan.
Bidam kembali akan bertanya tentang surat raja Jinheung tetapi tiba-tiba Misaeng dan Bojong datang mengamankan Mishil.
Bidamengancam Mishil dengan pedang. Mishil meminta Misaeng dan Bojong tak usah khawatir. Bidam hanya ingin tau sesuatu dan Bidam adalah tamunya. Misaeng, Bojong terkejut begitu jg bidam.
“Pergilah”, kata Mishil sambil menatap Bidam dengan lembut.
Mereka semua heran.

Deokman menunggu dengan cemas kedatangan Bidam. Jukbang datang melapor pada putri. Bahwa dia melihat Bidam masuk ke Benteng Daeya. Deokman heran. Jukbang ingat bahwa Sohwa pernah berkata Bidam bisa menjadi penghalang terhadap Mishil.

Bojong, Hajong heran karena ibunya selalu melepaskan Bidam. Mereka bertanya pada Seolwon tapi Seolwon menghindar dan berkata tidak tahu. (Seolwon pastinya tau)
Seolwon menemui Mishil untuk berempati dan menanyakan alasan kedatangan Bidam.

Bidam akhirnya datang menemui Deokman. Wajahnya masih menyimpan kekecewaan terhadap Mishil. Deokman menyembunyikan kekecewaanya begitu melihat Bidam datang dengan tangan kosong. Deokman menanyakan kotak berisi surat tetapi Bidam menjawab suratnya sudah tidak ada. Deokman berusaha mengorek keterangan dari Bidam. Deokman yakin ada sesuatu yang terjadi pada Bidam.
“Lalu mengapa kamu pergi ke benteng Daeya?”
Bidam mengelak dengan berkata dia berniat membunuh mishil tapi gagal. (wajah Bidam tampak datar banget tanpa ekspresi…dia menahan perih) Deokman tau sebenernya Bidam tidak berkata apa adanya. Deokman berusaha sabar.
“Ada apa sebenernya antara kamu dan Mishil?”, Deokman penasaran.

Keluarga Mishil menemui Mishil. Mereka bertanya tentang Bidam.
“Seju, apa sebenernya hubunganmu dengan bidam?”
“Dia anakku…”


QSD ep.48                                                               QSD ep. 50

No comments:

Post a Comment

Silakan tulis komennya di sini ya...

Free Translation
Related Posts with Thumbnails