December 20, 2009

Queen Seon Deok Episode 55

Bojong melapor pada Ratu bahwa dia memergoki Yushin diperbatasan dan menangkapnya.. Para bangsawan dan pejabat heran atas berita ini. Ratu berkata bahwa Yushin berada diperbatasan atas perintah rahasianya.

Bidam berusaha mengorek keterangan dari Yushin tentang baekje. Yushin berkata bahwa ada mata mata musuh yang namanya diawali dengan kata/karakter “haek (hitam)” di benteng daeya yang akan membukakan gerbang untuk musuh.
Bidam berkata kepada Yushin bahwa Yushin sekali lagi telah berjasa kepada Negeri Suci kita.

Ayah Kim Yu shin , Kim Seoh Yeon menggantikan panglima Yushin memimpin pasukan ke benteng daeya. Tapi mereka kembali karena tidak berhasil menemukan fakta bahwa informasi mata-mata yang diberitakan Yushin benar. Mereka tidak menemukan satupun nama orang dengan nama awal “Haek” disana.

Bidam menemui ratu dan bertanya secara pribadi.
“Mengapa Paduka mempercayakan misi kepada seorang kriminal?” (sama sainganmu maksudnya ya hehe)
“Apa tidak boleh saya menggunakan orang yang sangat terpercaya agar dia dapat membayar kejahatannya?”, tukas Deokman.
“Tapi dia seorang kriminal? Apakah Paduka begitu mempercayai dia?”
“Apakah kamu yang tidak percaya padaku”, kata deokman.
“Jika saya cepat percaya kepada orang lain maka Paduka tidak menjadikan saya ketua Saryang Bu”.
“Apakah kamu begitu tidak mempercayai dia?”, sahut deokman.
Bidam hanya berkata dalam hati “Tahukah Paduka orang yang Anda percayai menemui Wolya?”
Bidam beranjak pergi dengan tidak senang (cemburu).

Para pejabat marah dan berkata bahwa Yushin adalah seorang penjahat yang melarikan diri dari pengasingan dan malah memberikan keterangan palsu. Apalagi kemudian Bidam melaporkan bahwa di perbatasan Yushin menemui Wolya.

Deokman bersitegang dengan Bidam karena menahan informasi ini darinya. Bidam beralasan karena khawatir informasinya akan bias seiring dengan informasi penting yang dibawa Yushin.

Berita tentang kejahatan Yushin menyebar cepat. Sebagian menginginkan Yushin dihukum mati.

Bidam yang putus asa menemui Deokman. Dia tahu bahwa suara-suara di luar yang minta yushin di hukum semakin besar.
“Paduka, jika memang paduka begitu mempercayai Yushin dan menginginkan Yushin hidup, biarlah saya yang menjaga Yushin.Perintahkan saja kepadaku aku akan dengan segenap kemampuan melindungi hidup Yushin, sesuai keinginan Paduka”
“Apakah nyawa Yushin begitu mahal?. Apakah untuk itu aku harus menikahimu? Bukankah hal ini yang kau inginkan?” , sindir Deokman.
Bidam terkejut , ”Memang benar Yang Mulia”-
“Tapi saya tidak berani lancang menjadikan cinta untuk bernegosiasi?.” Bidam tersinggung.
“Cinta? Sepertinya itu kata ya begitu hangat”, ujar deokman sinis.
(Deokman jangan terlalu keras dong sama Bidam kasian…)

Bidam menemui Yushin. Dia heran mengapa Yushin masih terus membual tentang benteng Daeya. (Benteng Daeya selama ini dikenal kuat dan tidak pernah berhasil dijebol musuh). Padahal orang-orang di luar sudah meminta kematiannya. Dan Deokman begitu dilema menghadapi ini.
Yushin meyakinkan Bidam bahwa ini bukan trik. Yushin meminta Bidam menggunakan kepandaiannya seperti Mishil untuk melihat situasi lebih jernih.

Bangsawan Seolwon bertemu ratu membicarakan masalah pribadi berkaitan dengan Bidam. (Oom Seolwon itu setia dan cinta banget ama Mishil, sepeninggalan Mishil dia masih juga mencintai anak-anak Mishil)

Akhirnya Bidam mempercayai Yushin. Dan mulai menyelidiki siapa mata-mata
iItu. Akhirnya bahwa Bidam menemukan nama mata-mata itu ternyata Geo mil (ternyata hitam/haek bukan nama/karakter awal tetapi bagian/radikal kanji dari karakter awal). Bidam memerintahkan Bojong secepatnya ke benteng daeya. Tapi terlambat, dari kejauhan Bojong melihat benteng Daeya telah terbakar..

Deokman memanggil Bidam secara pribadi. Bidam bertanya apa maksud ratu memanggilnya.
“Bangsawan Seolwon berkata bahwa aku telah mengaduk-aduk perasaanmu. Dan membuatmu merasa tidak aman. Apa kamu benar mencintaiku?” Deokman mulai melunak terhadap Bidam.
Bidam membenarkan (bidam berubah jadi seperti kucing malu-maluhe..he..)
“Saya lancang mencintaimu”
“Lalu kamu cinta Negeri Suci kita?”, tanya Deokman
Deokman berkata seandainya dia menikahi Bidam, hal itu tidak akan menyelamatkan Yushin. Tetapi karena Deokman membutuhkan Bidam karena cinta Bidam dianggap berguna untuknya. Deokman heran bukankah orang mengejar pernikahan kerajaan untuk memperoleh kekuasaan. Namun mengapa Bidam mengejar kekuasaan untuk memperoleh pernikahan.
“Kamu ke kanak-kanakan Bidam, kamu orang yang paling naïf se-Sorabol.”, ujar Deokman
Deokman melanjutkan, walau terlihat sangat menjemukan dia harus memberikan cintanya hanya untuk Negeri suci kita. Dan karena cinta itu berarti mencurahkan segalanya, maka tidak ada cinta lagi untuk seseorang.

“Yang mulia, jika Yang mulia hanya mencintai `negeri suci`, maka saya akan menjadi `negari suci’ itu. Karena bagiku Yang mulia sudah menjadi ‘negeri suci’ itu sendiri. Bagiku mencintai `Negeri Suci` mencintai Yang mulia tidak ada bedanya”, jawab Bidam terus terang.

Deokman dan Bidam mendapat laporan benteng Daeya telah jatuh. Dan ternyata ada dua orang mata-mata di pihak Shilla. Kim Seoh Yeon, ayah Kim Yushin yang memimpin pertahanan tidak bisa berbuat banyak.

Bidam memberi masukan kepada ratu untuk mengirimkan pasukan Yushin ke medan pertempuran. Dan karena Yushin seorang tahanan, Bidam menyarankan, Bangsawan Seolwon untuk bisa diijinkan lagi memimpin pasukan menggantikan Yushin.

Bidam menemui ratu dan membicarakan strategi dari Seolwon. Bidam memperhatikan bahwa Deokman kembali terserang symtom cemas, tangan deokman kembali bergetar.
Bidam mengatakan bahwa karena ratu mengingin pasangan yang bisa berguna, maka dia berusaha menjadi orang yang berguna bagi negara itu。Deokman menanggapi, “ Kalau begitu kamu benar-benar harus memenuhi kualifikasi”

QSD ep.54                                                       QSD ep. 56

No comments:

Post a Comment

Silakan tulis komennya di sini ya...

Free Translation
Related Posts with Thumbnails