February 16, 2010

Brilliant Legacy episode 25

(buat yang mesen episode 25, gambarnya aku coba perbanyak moga2 puas ya, sebenernya putri juga dah nulis..gpp deh biar pada kenyang pada puas)

Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa yang ke 5 dari PT Jin Sung dibuka. Tiba-tiba pintu masuk terbuka lebar. Seseorang muda berjas hitam dengan dingin (berwajah keren hehe nambahin) masuk ruang pertemuan .
Dia ternyata Park Jun Se. Nenek sempat heran. Park Jun Se ternyata menempatkan diri di sebelah ayahnya. Ayahnya sangat lega anaknya akhirnya datang tepat pada waktunya. Begitu melihat Jun Se di pihak Park Tae So nenek langsung hopeless juga marah. (Park tae so tega banget orang yang sangat ramah spt Jun Se tiba-tiba berubah jadi dingin dan kaku karena dipaksa mendukung perbuatan jahat ayahnya)

Di lantai bawah Hwan berlari mendatangi Eun Sung yang telah menunggunya. Mereka berdua sampai detik-detik terakhir terus mengumpulkan persetujuan dan dukungan dari para karyawan untuk perusahaan dan nenek.
"Berapa lagi yang kamu dapat?", tanya Eun Sung pada Hwan
"27", Eun Sung lega
Mereka berdua segera naik menuju ruang pertemuan.
"Ayo, Masih ada waktu", kata Eun Sung.

Para pemegang saham diminta untuk mengisi lembar masuk. Tiba-tiba satu pintu terbuka. Hwan dan Eun Sung bergegas masuk ruangan.
"Tolong tahan dulu", kata Hwan. Hwan memperkenalkan dirinya sebagai perwakilan karyawan dan ingin mengutarakan tuntutan dan persetujuan karyawan. Walau sempat ditentang pihak ayah Jun Se tetapi akhirnya mereka diberi kesempatan berbicara.
Hwan berkata bahwa dia memegang persetujuan dari 80% karyawan Jin Sung yang bersedia gajinya dipotong 30% selama 6 bulan, juga petisi dari 135 karyawan yang menolak nenek diturunkan.
"Walau jumlah sahamnya tidak banyak tapi ini mewakili hati dari 135 karyawan, kata hwan memelas(hwan pinter pidato nih). Neneklah selama ini pemimpin yang dicintai dan diinginkan mereka", lanjut Hwan.

Eun Sung melihat kak Jun Se berada di dalam ruangan, dia sempat heran. Wajah Jun Se yang dingin dan kaku terlihat ragu ketika berpandangan dengan Eun Sung. Voting dimulai. Dari wajah Eun Sung terlihat dia berharap pada kak Jun Se juga. Wajah Hwan terlihat pasrah. Jun Se bertambah dilema. Ayahnya memaksanya menandatangani lembar yang pilihannya sudah dia isi. Jun Se tak sanggup, dia akhirnya meremas lembar tesebut dan menunduk.

Voting dimenangkan oleh nenek. Pendukungnya memberi selamat. Juga Pak Pyo. nenek berterimakasih kepada semua yang mendukungnya. Dia lalu memeluk Hwan dan Eun Sung dengan bangga dan bahagia
"Kalian berdua telah menyelematkanku".
Jun Se duduk kaku di samping ayahnya yang stress karena kekalahannya. Ayahnya kemuadian marah sambil menggebrak meja.
Dia mencengkram kerah baju anaknya dengan marah
"Gara-gara wanita itu kamu menghianatiku dan menusukku dari belakang!"
"Aku malu pada mereka (hwan dan eun sung). Aku tidak sanggup hidup menanggung malu", bela Jun Se
"Kau tega menghancurkanku!"
"Aku justru menyelamatkanmu. Ayah telah menuju jurang kematian ayah sendiri!"

Eun Sung mengantar Nenek juga hwan. Dia sebenarnya resah memikirkan Kak Jun Se. Hwan tau itu, dia juga menjadi serba salah. Eun Sung mencari Kak Jun Se, dia kembali ke ruang rapat tapi ruangan telah kosong. Dia menelepon Oppa tapi HPnya tidak aktif.
Di tempat lain Jun Se sedang tertekan dimobilnya.

Seung Mi dan ibunya mendengar berita kekalahan Park tae So mereka panik dan cemas. Seung Mi merasa bersalah juga bingung karena dia sempat mengancam Jun Se semalam.

Di rumah Nyonya Oh dan keluarga senang menerima kabar gembira.
"Jadi Hwan berhasil membujuk para karyawan untuk mendukung nenek", kata Nyonya Oh bangga. (ya iya lah). hwan agak malu.
"Itu karena inisiatif Go Eun Sung dan karyawan restoran cabang 2", hwan merendah
"Hwan dan Eun Sung menyatukan hati para karyawan", kata nenek bangga.
Nyonya Oh menuduh ada udang di balik batu atas usaha Eun Sung. Hwan tegas membela Eun Sung. Jung dan ibunya khawatir jangan2 ada "sesuatu" antara hwan dan Eun Sung.

Hwan pergi mencari Eun Sung tapi Eun Sung tidak ada di restoran. HPnya juga tidak aktif.

Eun Sung sedang mencari Jun SE ke restorannya karena mencemaskan Oppa. Tapi Jun se tidak ada di sana. Eun Sung bebicara dengan Hwan. Hyeri kasihan pada Jun Se yang setelah ditolak Eun Sung dia juga mengalami masalah dengan ayahnya. Dari Hyeri EUn SUng akhirnya tahu bahwa rumah Bu Am Dong itu ada karena Jun Se yang mengusahakannya dulu.

Sung hee menemui Park Tae So membahas hal yang telah terjadi. Park tae So cukup menyayangi Sung Hee dia berkata tak akan melibatkan Sung Hee dalam hal ini
"Aku akan menanggung semuanya sendiri", kata Park.

Seung Mi menemui Jun Se yang sedang minum-minum di bar.
Jun Se memberi Seung Mi segelas kecil minuman (dua-duanya sama-sama lagi stress) .Jun Se berkata dia tak akan melaporkan Seung Mi karena telah mengancamnya. SEung Mi mengira itu Jun Se takut diketahui polisi atau diketahui Hwan lalu Eun Sung.
"Bukan, aku hanya tidak ingin mempermalukanmu", kata Jun Se. (walau tertekan tetep bak malaikat Kak Jun Se ini)
Jun Se juga berharap Seng Mi menyerah dan melupakan hwan.
"Jangan keras kepala", kata jun se.
Tapi Seung Mi sangat berat
"Bagaimana jika aku ingin menemui dan menelepon Kak Hwan. Setiap bangun tidur orang yang pertama kali kupikirkan adalah Kak Hwan", Seung Mi menangis.

Eun Sung di rumah mencemaskan kak Jun Se. Dia ingat saat Kak Jun Se selalu membantunya dan ada di sisinya. Oppa yang bagai dikirim oleh ayahnya dari surga. Oppa membantunya pindahan, memberinya sepeda, dan memboncengnya...Duh inget seseorang yang begitu baik emang bikin kita pengen nangis sendiri....

Pagi hari Jun Se telah bersiap-siap. Dia datang ke rumah nenek Jang. Jun Se memberi hormat dan berbicara pada Nenek. Dia meminta maaf untuk dirinya juga untuk ayahnya. Dia berharap nenek mau mengampuni ayahnya. Nenek tahu pasti idak enak berada dalam posisi Jun Se kemarin.
"Walau ayah selalu berseberangan dengan nenek, tapi Jin Sung juga segalanya bagi ayahku. Tolong biarkan ayah meninggalkan perusahaan dengan tenang (ga usah dituntut maksudnya)", Jun Se memohon.
Ketika akan pulang Jun Se bertemu Hwan di halaman.
"Eun Sung cemas mencarimu dari kemarin" , kata Hwan. Hwan ingin berterimakasih tapi menurut Jun Se dia yang harus minta maaf karena masalah ayahnya. Hwan merasa tidak tega terhadap Jun Se.
"Itulah yang aku benci dari kamu Kak, karena kamu terlalu baik", kata Hwan
"Justru aku iri padamu karena jadi orang yang bisa berbicara apa adanya. Apa lagi sekarang aku lebih...lebih iri lagi...", kata jun se tetap dingin. (duh tapi hati Oppa ini pasti sakit banget yang nonton juga ikut miris...)


Hwan kembali ke restoran mencari Eun Sung. Eun Sung masih cemas karena sejak kemaren belum berhasil menghubungi Jun Se.
"Jangan cemas, dia tidak apa-apa. tadi pagi dia ke rumah", kata Hwan
"Bagaimana aku tidak cemas", sahut Eun Sung sambil hampir menangis.
Hwan walau tidak lagi marah dengan kak Jun Se tak rela Eun SUng sampai menangis dan sebegitu khawatir terhadap Jun Se.
"Janga menangis untuknya di depanku", pinta hwan
"Dia lah orang yang selama ini mencarikanku rumah, menggantikan aku mengantar susu jika aku sakit, berjualan mando dan juga membuatkan poster mencari Eun Woo. Dia selalu ada jika aku membutuhkan dan memberikan telinganya untuk mendengarkan keluh kesahku tanpa mengeluh, bagaimana aku tidak bisa mencemaskan orang seperti dia", kata Eun Sung sambil menangis.
Hwan baru sadar bahwa selama ini Kak Jun Se telah banyak sekali berjasa buat Eun Sung.
Hwan meninggalkan Eun Sung. Di bawah dia sempet sirik sama Kak Junse.
"Rumah, susu, mando, poster, banyak banget sih yang dia kasih untuk Eun Sung. Kakak ni bener-bener...", hwan bicara sendiri dengan kesal. Hwan masih ngerasa kalah. (hayo harus berbuat jasa apa biar minimal impas sama kak jun se he..he..).

Nenek meminta Eun Seung datang ke rumah. Pyo dan Nyonya Oh menyiapkan makanan di dapur. Pyo berkata pada Oh Yong Ran bahwa dia nanti harus minta maaf pada Eun Sung karena dulu pernah menampar Eun Sung. Nyonya Oh protes
"Apapun alasannya menampar tetap saja tak dibenarkan. Jika kau tak melakukannya sekarang nanti kau akan menyesalinya", kata Pyo
Oh Yong ran ga sadar bahwa akhir2 ini dia selalu menurut aja pada Pyo. (Duh mereka berdua ini tambah klik dan tambah lucu aja.)

Hwan menunggu Eun Sung selesai kerja (hwan masih cuti ga kerja di restoran ) untuk menjemputnya karena Nenek memintanya datang ke rumah. Mereka berjalan ke halte beriringan. Hwan begitu melihat bangku kosong di halte dia segera lari mendudukinya supaya tidak diambil orang. Setelah itu dia memanggil Eun Sung dan memberikan tempat itu untuk diduduki Eun Sung.
"Aku sudah melakukannya satu", kata Hwan bangga.
"Satu apa", Eun sung heran.
"Tetaplah duduk", pinta Hwan (deuh perhatian nih)
Hwan ini cute dia bermaksud mencicil jasa baik buat Eun Sung biar ga kalah sama Jun Se. Tapi Eun Sung ga ngerti maksudnya.


Eun Sung datang ke rumah nenek ditemani Hwan. Sesuai saran Pyo, Nyonya Oh minta maaf pada Eun Sung akan kejadian menampar waktu itu. Eun Sung tentu memafkannya.
Mereka sekeluarga duduk bersama di ruang tengah. Nenek berkata bahwa EunSung telah mencapai target 20% dan dia ingin Eun Sung kembali ke rumah ini. Nyonya Oh sempat protes
"Bukankah seperti Sung Hee beilang dia berbohong dan sudah kenal nenek sebelumnya"
"Apa kau melihat Sung Hee memperlihatkan majalah itu pada Eun Sung?"
 "ya.. tidak"
Nenek menganggap bahwa perkataan Sung Hee pun tidak bisa dibuktikan.
"Orang itu akan mempercayai sesuatu berdasarkan keinginannya", kata nenek
Dalam kesempatan itu Eun Sung menolak menerima warisan, dia ingin nenek segera mengganti surat wasiatnya.
"Saya memang bersedia menerima tugas dalam lingkup kecil. Tapi untuk perusahaan saya tidak berani. Saya tidak bisa seperti nenek", kata Eun Sung menjelaskan alasannya.

Setelah berbicara pribadi dengan nenek Eun Sung diantar keluar rumah oleh Hwan. Hwan ingin mengantar Eun Sung paling tidak sampai halte bis. Tapi Eun Sung telah melihat di dekat situ ada Seung Mi yang sedang bersembunyi.  Eun Sung tidak tega, dan mencari alasan untuk pergi. Eun Sung langsung lari tanpa bisa dikejar Hwan. (mereka berdua itu lucu)
Hwan masuk. Seung Mi masih di luar dia menangis. Seung Mi kangen pada Hwan tapi dia hanya berani melihat dari luar rumah (kasian seung mi ya..).

Eun Sung mencoba pergi ke restoran Kak Jun Se, Dia lega melihat kak Jun Se ada disana.
Eun Sung bertanya keadaan Oppa dan ke mana saja dua hari ini. Jun Se merasa dia bukan anak kecil jadi
Eun Sung tak perlu risau. Eun Sung berkata panjang lebar bahwa dia mengkhawatirkannya.
"Jika kakak perlu minum - minum, aku akan temani Kakak", Eun Sung menawarkan diri
"Stop, tak perlu diteruskan", kata Jun Se. Ia tak tahan Eun Sung dikasihani Eun Sung.
"Saya, Park Jun Se, laki-laki yang punya harga diri. Kau tau perlu bersimpati kepadaku", lanjutnya dingin.
Eun Sung ingin berada di sisi Oppa saat Oppa membutuhkan seseorang, seperti Oppa dulu selalu di sisi Eun Sung.
"Saya dulu melakukan itu padamu karena menyukaimu. Kau tak perlu membalasnya. Jangan kau terbebani oleh itu.", kata Jun Se.

Hwan kembali bekerja di restoran.Dia mencari Eun Sung dan menyicil utangnya 50rb won. Eun Sung heran karena hanya sedikit.
"Gajiku bulan ini dipotong karena banyak absen", sahut Hwan
Eun Sung ingin semuanya dikembalikan karena sisa sedikit lagi. "Bulan depan aku tidak di sini lagi", sahut Eun Sung. Hwan terkejut. Dia menarik EunSung ke roof garden untuk bicara padanya.
"Ayo keluarkan semua yang ada dipikiranmu!", Hwan mulai kesal.
Eun Sung beralasan setelah target tercapai dia tak perlu lagi bekerja di restoran. Dia ingin mengerjakan hal-hal yang dia sukai dan memperdalam kuliner. Hwan berkata itu tak perlu dilakukan karena semua sudah percaya padanya. Hwan merasa Eun Sung menghindarinya.
"Bukankah aku meminta kau menungguku. Memintamu tetap di sisiku", kata hwan
"Apa itu mungkin, apa kita bisa mencintai?" lanjut Eun SUng
Eun Sung masih merasa ada halangan.Hwan merasa itu karena JunSe dia berkata akan melakukan semua yang telah dilakukan Jun Se untuk Eun Sung. Hwan juga berkata bahwa dia telah mengatakan semuanya pada Seung Mi. Jadi tidak ada alasan untuk EunSung.
Eun Sung kaget tak menyangka Hwan telah memutuskan hubungan dengan Seung Mi (makanya Seung Mi nangis-nangis mohon sama Eun Sung khan )
"Aku banyak berhutang budi pada Seung Mi, jadi aku akan memberinya waktu. Oleh karena itu tunggulah aku", pinta Hwan.

Ayah Eun Sung sedang makan di luar, dia sekilas melihat orang menyobek selebaran ada di dinding. Dia melihat itu poster itu berita kehilangan Eun Woo (anehnya pas bagian no teleponnya kok sobek dasar film ya). Go Pyung Joong menelepon Baek Sung Hee dan menemuinya. Sung Hee pura-pura tidak tahu apa-apa. Go pyung joong berkata dia akan mengaku dan minta Sung Hee bersiap-siap. Sung Hee marah.

Hwan yang dipusingkan oleh Eun Sung, mengaso di tempat Eun Woo. Eun Woo ingin dibuatkan ramen/ramyeon. Hwan enggan.
"Kepalaku sedang  panas gara-gara Spy, aku tidak mau makan yang panas-panas", kata hwan
Tapi Eun Woo memaksanya.  Hwan akhirnya menurut. Sambil makan ramen dia menasehati Eun Woo
"Kau nanti harus berkencan dengan gadis yang penurut. Spy itu beneran ga mau menurut", keluh Hwan.
Tiba-tiba seung mi menelepon. dia berkata ini hari ultahnya. Hwan lupa (kasihan lagi). Seung Mi ingin bicara sesuatu. Hwan memintanya datang ke bar Young Suk.
Hwan di bar mendengarkan Eun Woo maen piano. Ketika selesai Hwan minta EUn Woo mengulangnya. Eun Woo tidak mau karena dulu Hwan pernah berjanji membelikannya susu coklat. Hwan baru ingat.

Seung Mi menuju bar Young Suk, dia kaget melihat sosok Eun Woo turun dari bar...

< episode 24                                             episode 26 >

2 comments:

  1. this is a bit confusing

    ReplyDelete
  2. Ahhh...... Hhhhhh..... Yang mau bercinta sama aku silahkan...... Aku mau kok..... Yang penting kalo mau penetrasi jangan lama lama
    Aduh memekku basah.... Ahhhh... Masturbasi dulu ah
    Hhhhh aaahhh mmmm hhhh

    ReplyDelete

Silakan tulis komennya di sini ya...

Free Translation
Related Posts with Thumbnails