March 29, 2010

Chuno (Slave Hunter) episode 15

Jendral Choi melawan Hwang Chul Woong. Tapi Hwang Chul Woong lebih unggul. Hwang vhul woong beranya  siapa yang mengutus Choi. Choi tidak menjawab dan menanyakan Wang Son. Choi menemukan tubuh wang son yang tergeletak. Choi menggoncang-goncang tubuh wangson tapi wang son tak bergerak. Hwang Chul Woong datang menebaskan pedangnya tanpa ampun ke punggung Choi.

Istri Hwang Chul Woong sadar suaminya sekarang jadi pembunuh berdarah dingin, dia sangat sedih. Dia mencoba menulis surat dengan keterbatasannya. Dia juga ingin bunuh diri biar suaminya bisa terbebas dari beban rencana jahat ayahnya. Tapi dengan kondisinya yang terbatas bunuh diripun dia tak sanggup.

Un Nyun ingin mengatakan status masa lalunya pada suaminya. Tapi dia malah gugup dan berkeringat, mulutnya sulit mengeluarkan kata-kata. Song Tae Ha melihat Un Nyun gugup dia tidak penasaran. Dia meminta istrinya untuk bicara lain kali.
"Saya selalu melarikan diri waktu saya menikah juga sebelumnya....", kata Un Nyun gugup sambil menangis, dia tak sanggup berkata dulu dia adalah budak


"Hidup tidak bisa dihadapi dengan melarikan diri, tapi harus berjuang terhadapnya", kata Tae Ha
"Kamu belum tahu bahwa saya sebelumnya.."
"Kamu juga tidak tau masa lalu saya, kita juga belum tahu masa depan kita. Masa depan lebih pentin dari pada masa lalu", ujar Tae Ha

Lee Dae Gil bergegas pergi ke hutan. Dia mencari-cari dan memanggil-manggil Jendral Choi dan Wang Son,
tapi tidak ada jawaban dari mereka. Lee Dae Gil akhirnya menemukan busur wang son dan patahan ombak Choi.
Dia makin panik. Hwang Chul Woong memperhatikan gerak-gerik Lee Dae Gil dari balik batu besar. Dia sudah bersiap-siap dengan pedangnya. Lee Dae Gil putus asa, namun sayangnya dia mencurigai Song Tae Ha (karena wang son berniat mencari song tae ha).
"Song Tae Ha, keluarlah kamu!", teriak Lee Dae Gil marah.
Hwang chul woong yang tadinya akan keluar langsung bersembunyi lagi. Dia tersenyum dan langsung mendapatkan ide bagus. Dia menyarungkan pedangnya dan pergi diam-diam.

Pagi hari Song Tae Ha, anak buah dan bangsawan kelompoknya sudah bersiap. Mereka akan pergi menjalankan misinya untuk menggaet dukungan dari para bangsawan. Setiap anak buah Song Tae Ha akan pergi mengawal seorang bangsawan. Un Nyun sudah menyipakan bekal makanan untuk anak buah suaminya. Mereka pergi satu per satu. Song Tae Ha melepas kepergian anak buahnya.


Pagi-pagi Lee Dae Gil tiba di penginapan dalam keadaan lelah lahir dan batin. Dia telah mencari Choi dan Wang Son di hutan semalaman, tapi dia tidak menemukan mereka. Dae gil frustasi dan sedih. Seol Hwa belum juga pergi. Padahal Dae Gil telah memintanya meninggalkannya dan pergi ke Gn. orak di mana ada temannya di sana yang bisa menanpungnya. Tapi Seol Hwa bersikukuh tak mau pergi. Dia berkata dia selain mau mengerjakan pekerjaan perempuan dia juga sekarang sedang menjahitkan rompi penghangat untuk Dae Gil. Seol hwa memperlihatkan rompi yang sedang dijahitnya, tapi dae gil tidak peduli. Seol hwa  menangis.

Lee Dae Gil mendapat surat. Di dalam surat itu dibungkus asesoris rambut Choi dan tali milik Wang Son, Dae Gil terkejut dan was-was. Di dalamnya ada pesan

"Jangan lagi mengejarku. Dari Song Tae Ha"
Dae Gil geram, dia percaya Song Tae Ha telah menghabisi saudara-saudaranya.

Hwang chul Woong sudah mengamati gerak-gerik Song Tae Ha dan anak buahnya. Dia mencegat kepergian anak buah Tae Ha satu persatu di hutan dan di padang rumput. Dia menanyai bangsawan dan anak buah Tae ha. Mereka bungkam. Hwang Chul Woong tak tanggung-tanggung membantai mereka.
Hwang Chul Woong juga menunggu anak buah Tae Ha yang paling ahli Gwang Jae. Teman seperjuangan dia dulu. MEreka bertarung seru. Tapi Hwang Chul Woong yang sekarang sudah maju pesat ilmunya. Dia dengan mudah mengalahkan mantan Gwang Jae.

Dae Gil duduk bersila di padang rumput. Dia mengenang 2 orang sahabat terbaiknya Choi dan Wang Son, dia menangis. Dae Gil bertekad membalas dendam. Dia mengikat rambutnya dengan asesoris Choi dan Wang Son.
Untuk balas dendam ini dia juga bertekad melupakan Un Nyun istri Song Tae ha. Dia membakar foto Un Nyun.

Eop bok kembali merencanakan penembakan para bangsawan. Selama ini ada seseorang yang selalu memberinya pesan rahasia yang membantunya memberi informasi. Eop bok dan temannya bersiap-siap. Chop bok mengawasi keadaan dari kejauhan. Kali ini serangan mereka kurang berhasil, bangsawan iu rupanya membawa teman-temannya untuk mengawal perjalanan mereka. Eop bok dan temannya tak berkutik. Tiba-tiba datang pertolongan tak disangka-sangka. Seorang pemuda tampan yang pandai bermain pedang membela mereka.

Un Nyun melepas kepergian suaminya SongTae Ha. Tae Ha memeluk dan menggendong pangeran Won Son sebelum berangkat. Dia berpesan agar Un Nyun menjaga Won Son bagai anak mereka. Tae ha lalu berangkat melalui padang rumput menuju hutan.
Begitu masuk hutan dia menemukan bangsawan dan anak buahnya, Gwang Jae tergeletak dan terluka parah. Taeha  memcoba membangunkannya dengan panik. Dia akhirnya sadar tapi waktunya sudah tidak lama lagi, dia keburu meninggal tanpa bisa berkata apapun juga. Tae Ha menangis kehilangan anak buah yang paling diandalkannya. Dia marah, dia menyangka ini perbuatan slave hunter Dae Gil. Perasaannya tiba-tiba tidak enak dia lalu berlari pulang.

Dae Gil berniat balas dendam. Dia menggengam potongan tombak Choi dengan mantap. Dia menuju rumah Song Tae Ha. Dia tidak melihat Song Tae Ha, tapi dia melihat Un Nyun di halaman. Un Nyun merasakan kehadiran seseorang, hatinya bergetar. Un Nyun berbalik dan terpana melihat Dae Gil ada di depannya. Dae gil hanya tersenyum kecut (padahal dr dulu nyari..:( )
"Apa kau pikir dengan melarikan diri hidupmu bisa tenang", kata Dae gil. Mata Un Nyun berkaca-kaca melihat Dae gil dr dekat.
"Apa kau selama ini mencariku?", tanya Un Nyun sambil menangis.
"Apa kau berhak bertanya seperti itu pada majikanmu?!", kata Dae Gil sinis.
"Apa kau pernah memikirkanku?", tanya Un Nyun.
"Untuk apa aku memikirkan budak rendah sepertimu. Dan kau menghianati tuanmu!", dae gil dibakar api dendam. Dia menekan perasaannya dan tak mau memperdulikan Un Nyun
"Aku hanya ingin mencoba hidup sebagai manusia"
"Manusia? Kau hanya seorang budak", ujar Dae Gil tertawa marah (pasti sebenernya dae gil tertekan).

Dae Gil mendongkan senjatanya ke leher Un Nyun dan menanyakan keberadaan Song Tae ha. Un Nyun tak menjawab. Dia lalu jongkok, dia berkata rela mati dibunuh Dae Gil untuk membayar kesalahannya sebagai budak yang kabur.
"Asal melihatmu bisa bertahan hidup saja, aku sudah bahagia", kata Un nyun menangis. Dae Gil malah marah baginya kehidupan untuk bertahan hidup itu tidak ada yang membahagiakan, dan dulu berpisah dengan Un Nyun itu tidak membahagiakan.

Lalu Tae ha muncul, di hadapan mereka. Dia menodongkan goloknya ke leher Dae Gil.
(aku suka sekali pengambilan gambar akhir episode ini. Kamera berputar mengelilingi 3 orang itu, dan kadang-kadang fokus ke masing-masing tokoh)

< episode 14                                               episode 16 >

7 comments:

  1. huahuhuhu
    ADU DOMBA ADU DOMDA DI ADU2..
    SEBEL MA HWANGCHUL NGADU DOMBA MEREKA HIKSHIKS

    ReplyDelete
  2. masih ga rela un yun ama tae ha.....tapi apablh buat lah daegil ama seol hwa aja

    ReplyDelete
  3. makin seruu..
    kasian dae gil..

    ReplyDelete
  4. harusnya dia sama ku aja...maksa terus hihi. hwang chul woong itu enNa g ada matinya.

    ReplyDelete
  5. aku sudah menentukan pilihan! meskipun tau pada akhirnya un nyun sama tae ha tapi aku tetep ngedukung un nyun-dae gil, abisnya menurut penglihatanku mereka lebih cocok dan serasi (hahaha sotoy mode on). dan aku juga lebih suka karakter dae gil ketimbang tae ha.

    ReplyDelete
  6. Aku malah ga setuju kalau Daegil ma Un Nyun.. Setujunya ma Taeha aja, coz dianya baik hati n setia.. OJH!

    ReplyDelete

Silakan tulis komennya di sini ya...

Free Translation
Related Posts with Thumbnails